Labuan Bajo, 4 November 2020 - Simulasi standar protokol keselamatan dan keamanan yang akan digelar di Labuan Bajo pada tanggal 12 November 2020 akan diikuti 180 peserta dari berbagai pihak sebagai upaya meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung destinasi wisata super prioritas tersebut.
Sebanyak 180 peserta tersebut terdiri dari berbagai institusi dengan rincian 104 orang dari BASARNAS dan 76 orang lainnya dari Institusi lain seperti TNI, Polri-Polres, BNPB-BPBD, Pemerintah Daerah. Serta menggunakan 22 alat utama (Alut) yang terdiri dari 9 unit Alut Laut, 5 unit Alut Udara (Helikopter), dan 10 Unit Alut Darat.
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina saat Rapat Koordinasi Simulasi Protokol Keselamatan dan Keamanan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang digelar bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Marina Bay, Labuan Bajo (3/11/2020) menjelaskan, simulasi Protokol Keselamatan dan Keamanan di Labuan Bajo ini penting sebagai bentuk pernyataan sikap keseriusan kita terhadap status Super Prioritas yang disandang Labuan Bajo.
"Ini adalah bentuk perhatian khusus pemerintah pusat kepada Labuan bajo. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kita menyatakan bahwa Labuan Bajo aman untuk dikunjungi”, ujar Shana.
Saat Rakor yang dipimpin langsung oleh Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Keamanan, Irjen. Pol. Adi Deriyan Jayamarta, hadir pula Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BASARNAS Amirullah, dan Perwakilan dari BNPB-BPBD, BMKG, TNI, Polri-Polres Mabar,
Shana menjelaskan, Simulasi ini juga bentuk pernyataan sikap kepada dunia luar bahwa Labuan Bajo siap menyambut wisatawan. Diera adaptasi kebiasaan baru ini adalah momen pembenahan sekaligus momen kebangkitan pariwisata kita menuju destinasi kelas dunia.
"Sukses atau tidaknya pelaksanaan simulasi ini juga memerlukan dukungan dari semua elemen baik yang terlibat secara langsung maupun yang tidak langsung. Terutama masyarakat yang ada di sekitar Labuan Bajo secara khusus," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Pengawas Pengendali (Wakawasda) Kegiatan Simulasi AKBP Bhakti Suhendrawan menjelaskan, rangkaian kegiatan ini terdiri dari tiga jenis simulasi evakuasi kejadian alam dan non alam yaitu gempa bumi dan tsunami yang akan dilaksanakan di Pantai Pede.
Kemudian evakuasi kejadian serangan jantung pada wisatawan di Pulau Komodo, evakuasi kapal tenggelam atau terbakar di perairan Marina Bay – Pelabuhan KP3, serta Protokol Penanganan COVID-19 yang akan dimasukan dalam ketiga jenis simulasi tersebut.
"Rakor kali ini berfokus pada pengecekan kesiapan tiap komponen dan personil yang bertugas saat pelaksanaan kegiatan simulasi, dan diharapkan bisa berjalan dengan lancar," kata AKBP Bhakti.