Labuan Bajo, 19 Mei 2025-
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah II Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur (BBKSDA NTT), Dadang Suryana bersama jajaran melakukan kunjungan kerja ke Kantor Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) pada Senin (19/05/2025) siang. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka mempererat sinergi dan koordinasi lintas lembaga untuk mendukung pengembangan pariwisata alam yang berkelanjutan di kawasan Flores dan sekitarnya.
Kunjungan ini diterima langsung oleh Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF, didampingi Direktur Destinasi Pariwisata serta Kepala Divisi Aksesibilitas dan Infrastruktur. Audiensi ini secara terbuka membahas berbagai agenda strategis, termasuk persiapan Forum Bersama yang akan digelar dalam waktu dekat sebagai wadah koordinasi dan kolaborasi antar instansi; update Program Inflores yang bertujuan untuk memperkuat konservasi di Pulau Flores; diskusi program kolaboratif ke depan, termasuk promosi Travel Pattern Wisata Alam, strategi persebaran wisatawan di luar Labuan Bajo, dan potensi keikutsertaan BBKSDA NTT dalam Floratama Plus Destination Leadership Program yang diinisiasi oleh BPOLBF.
Kunjungan ini juga merupakan bagian dari perkenalan jajaran baru dalam struktur organisasi BBKSDA NTT yang diharapkan dapat makin menguatkan hubungan kerja antara kedua lembaga.
Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk menyamakan visi dalam mendorong konservasi dan pengembangan pariwisata berkelanjutan, dan progran kerjasama yang saling mendukung sebagai bentuk tindak lanjut pertemuan tersebut, utamanya di wilayah yang memiliki nilai biodiversitas tinggi sekaligus potensi pariwisata kelas dunia seperti Flores dan sekitarnya.
“Kolaborasi ini bukan hanya penting untuk mendukung pelestarian alam, tetapi juga untuk memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata membawa manfaat luas bagi masyarakat lokal tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan. Pariwisata harus didorong untuk bertanggung jawab, mendorong konservasi, dan keberlanjutan. Kita perlu kerjasama lebih lanjut.” ujar Plt. Direktur Utama BPOLBF tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II BBKSDA NTT, Dadang Suryana juga menjelaskan bahwa tidak semua kawasan konservasi seperti Cagar alam, taman wisata alam, dan suaka marga satwa diperuntukkan bagi kegiatan wisata.
"Untuk Cagar Alam sama sekali tidak ada pemanfaatan wisata tetapi dapat dikunjungi untuk keperluan pendidikan, pengetahuan, dan penelitian. Selanjutnya di kawasan Suaka Marga Satwa, dapat dilakukan aktivitas wisata secara terbatas tetapi yang paling memungkinkan adalah di Taman Wisata Alam, seperti di sepanjang Flores ini, yang kami kelola seperti Taman Wisata Alam Ruteng, Taman Laut 17 Pulau Riung, TWA Pulau Batang, TWA Pulau Lapang, TWA Pulau Rusa, TWA Tuti Adagae, di Kabupaten Alor, dan TWAL Teluk Maumere namun dengan tetap mengedepankan aspek konservasi" jelasnya.
BPOLBF dan BBKSDA NTT berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan kolaborasi kedepannya demi mewujudkan destinasi pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, inklusif, lestari, dan berdaya saing global.
--------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores