Audiensi BPOLBF Dengan BKSDA Wilayah II: Kolaborasi Pengelolaan Konservasi dan Penguatan Wisata Alam di Manggarai Raya

Created at 2025-06-08

 

Rana Mese, 08 Juni 2025 – 

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melakukan audiensi bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Ruteng di Kantor Resor Danau Rana Mese, TWA Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Minggu (08/06/2025). Audiensi tersebut membahas terkait rencana sinergi pengembangan kawasan konservasi dan potensi wisata alam di wilayah Manggarai dan Manggarai Timur, termasuk penguatan promosi Taman Wisata Alam (TWA) sebagai bagian dari strategi pariwisata berkelanjutan di Flores. 

Audiensi ini menjadi forum strategis dalam menyatukan visi antara pelestarian lingkungan dan pemanfaatan kawasan konservasi sebagai destinasi wisata edukatif, berbasis masyarakat, dan berwawasan lingkungan. 

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Ruteng, Dadang Suryana, dalam paparannya, menyampaikan bahwa pihaknya merupakan bagian dari Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur yang membawahi sejumlah resor konservasi di Pulau Flores, termasuk Resor Watunggong, Rana Mese (Desa Golo Loni), dan Ranaka (Desa Satar Nawang). Pengelolaan kawasan ini berfokus pada pelestarian sumber daya alam sekaligus membuka ruang pemanfaatan terbatas untuk kegiatan pariwisata berbasis konservasi. 

BKSDA mengajukan beberapa dukungan strategis dari BPOLBF, antara lain: 1) Promosi kawasan konservasi dan TWA melalui media dan kanal pariwisata BPOLBF, 2) Fasilitasi pencarian mitra investasi atau pengelola untuk ruang pemanfaatan yang tersedia, 3) Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan agar dapat berkontribusi aktif dan mendapatkan manfaat ekonomi, 4) Integrasi paket wisata TWA ke dalam jaringan pasar wisata nasional dan internasional, 5) Kolaborasi dalam kegiatan pengaturan pengunjung dan survei kepuasan di kawasan 17 Pulau Riung bersama In Flores. 

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dr. Frans Teguh dalam kesempatan tersebut menyampaikan, pihaknya menyambut baik ajakan kolaborasi ini dan menegaskan bahwa keberlanjutan harus menjadi fondasi utama dalam mengelola kekayaan pariwisata alam di Pulau Flores. 

"Kita memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, yang juga dapat kita manfaatkan untuk mendukung sektor kepariwisataan, namun semua itu harus dikelola secara berkelanjutan. Prinsip sustainability perlu kita kampanyekan bersama agar pariwisata tetap menjadi berkah, bukan beban, bagi generasi mendatang,” Ungkap Frans. 

Frans juga menekankan bahwa pengelolaan kawasan konservasi harus tetap dalam kontrol ketat dan profesional, dengan fokus utama pada pelestarian dan perlindungan ekosistem, dan disisi lain tetap memberi ruang tumbuh bagi pariwisata yang berkualitas dan ramah lingkungan. 

Dukungan yang akan diberikan BPOLBF kepada BKSDA antara lain melalui: 1) Promosi digital: dengan meminta BKSDA menyediakan konten visual dan informasi destinasi untuk disebarkan lewat media sosial dan kanal pariwisata BPOLBF, termasuk Tourism Information Center (TIC), 2) Fasilitasi Table Top Meeting: mempertemukan investor (buyer) dan pengelola kawasan konservasi (seller) secara langsung, 3) Peningkatan kapasitas SDM: melalui program Floratama Plus Destination Leadership Program (Fasilitasi dan Dukungan Layanan Pelatihan), termasuk modul khusus untuk pengembangan produk wisata, manajemen pengunjung, dan pelayanan prima, 4) Pengelolaan sampah: mengupayakan kolaborasi antar mitra strategis dalam menyelesaikan persoalan sampah di kawasan Rana Mese, 5) Pengembangan kawasan penyangga seperti Desa Wisata Golo Loni, yang menawarkan atraksi river camp, bird watching, dan river tubing di sekitar TWA Rana Mese, 6) Dukungan promosi paket wisata bila struktur paket sudah siap, serta koneksi dengan Travel Agent (TA) dan Tour Operator (TO). 

Audiensi ini menjadi titik awal kolaborasi yang lebih erat antara BKSDA Wilayah II dan BPOLBF dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Flores. BPOLBF menyampaikan kesiapan untuk terus mendampingi pengembangan kawasan konservasi sebagai destinasi wisata alam unggulan, melalui promosi aktif, penguatan kapasitas, dan koneksi pasar yang luas dengan beberapa langkah teknis yang perlu segera dilakukan bersama antara lain:

1. Penyediaan papan Informasi dan Do and Don’ts di kawasan TWA.

2. Manajemen arus pengunjung dengan pemandu atau petugas in charge.

3. Penerapan carrying capacity (daya tampung kawasan) untuk menjaga kualitas kunjungan dan ekosistem.

4. Konsolidasi potensi pengembangan geosite dan geopark di wilayah Manggarai.

5. Optimalisasi atraksi di Rana Mese, agar wisatawan tidak hanya berfokus di danau, melainkan menjelajahi seluruh kawasan

 

 

 

--------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor, BPOLBF Kembali Gelar Forum Stakeholder Pariwisata Labuan Bajo

  Labuan Bajo, 18 Juni 2025-  Dalam rangka memperkuat sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan dan pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo...

thumbnail

JELAJAH GASTRONOMI LOKAL NTT; Potensi Gastronomi NTT Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

  Labuan Bajo, 16 Juni 2025-  Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mendorong pengembangan sektor pariwisata yang berbasis pada potensi lo...

thumbnail

Exclusive Post-Tour Experience, Peserta BBTF Lakukan Green Action di Parapuar

  Labuan Bajo, 14 Juni 2025 -  Para Buyers (pembeli) dalam Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 tiba di Labuan Bajo pada Sabtu, (14/06/2025) pagi. Kedata...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami