Labuan Bajo, 08 Mei 2025 -
Kabupaten Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan potensinya sebagai salah satu pusat rantai pasok kebutuhan ekonomi dan pangan di daratan Flores. Salah satu inovasi strategis datang dari sektor pertanian Desa Maropokot, melalui peluncuran Beras Nagekeo, yang merupakan produk unggulan Badan usaha Milik Desa (BUMDes) Marokarya yang berada dibawah naungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perlindungan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PMDP3A) Kabupaten Nagekeo.
Desa Maropokot yang mempunyai lahan kurang lebih 550 Ha Sawah Irigasi Teknis ditambah sawah dataran Mbay Kanan seluas kurang lebih 3.500 Ha ini memiliki potensi beras yang luar biasa. Daerah Irigasi (DI) Mbay Kanan merupakan salah satu area yang diirigasi oleh Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, NTT. Bendungan ini dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menyediakan air bersih bagi masyarakat sekitar, termasuk DI Mbay Kanan. Kapasitas Bendungan Mbay sendiri adalah sebesar 51,74 juta m3, dengan target pengembangan DI Mbay Kanan dan Kiri seluas 5.898 hektar.
Dari potensi yang ada Pemerintah Desa Maropokot berkoordinasi dengan Dinas PMDP3A untuk membentuk Badan Usaha Milik Desa untuk menjaga kestabilan Rantai Pasok Pangan di Nagekeo. Keberadaan BUMDes Marokarya meningkatkan ketersediaan beras di Kabupaten Nagekeo, sehingga masyarakat dapat memiliki akses yang lebih mudah dan stabil terhadap pangan pokok, meningkatkan pendapatan petani, mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga meningkatkan kemandirian pangan lokal.
Beras Nagekeo secara resmi diluncurkan pada tanggal 3 April 2025 oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten nagekeo pada 2 - 4 April 2025.
Produk ini tidak hanya menjadi simbol kualitas hasil pertanian lokal, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari pemberdayaan ekonomi desa. BUMDes Marapokot membeli gabah langsung dari petani dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Harga gabah nasional yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram, sementara BUMDes Marapokot berani membeli dengan harga Rp 7.500 per kilogram. Ini merupakan bentuk komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan petani lokal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perlindungan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PMDP3A) Kabupaten Nagekeo, Sales Ujang Dekresano menyampaikan BumDes Matokarya menjadi salah satu agen rantai pasok pangan yang penting di Nagekeo.
"Bumdes Marokarya dapat menjadi salah satu rantai pasok pangan yang penting di Kabupaten Nagekeo, bahkan di NTT, dengan potensi meningkatkan ketersediaan beras, pendapatan petani, dan kemandirian pangan lokal. Namun, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui tantangan dan peluang yang lebih spesifik dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengembangkan peran Bumdes Marokraya untuk lebih baik lagi." Jelas Sales.
Sementara itu, Labuan Bajo sendiri yang merupakan kawasan pengembangan dan sekaligus pusat kepariwisataan di NTT saat ini menjadi salah satu bukti hilirisasi rantai pasok produk pertanian untuk mengakomodasi tingginya kebutuhan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri pariwisata.
Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyampaikan peluncuran beras Nagekeo merupakan tonggak penting dalam membangun ekosistem ekonomi lokal berbasis potensi desa melalui penguatan rantai pasok pangan, salah satunya melalui pintu pariwisata.
"Peluncuran beras nagekeo merupakan tonggak penting dalam membangun ekosistem ekonomi lokal berbasis potensi desa. BPOLBF mendukung penuh inisiatif seperti ini yang mengedepankan kesejahteraan petani, keberlanjutan produk lokal, dan konektivitas antarwilayah, apalagi dengan pengembangan pariwisata, seperti industri pariwisata Labuan Bajo yang saat ini yang sudah pasti membutuhkan pasokan bahan baku yang cukup tinggi. Disinilah sinergi antara sektor pertanian dan pariwisata dapat menciptakan keseimbangan ekosistem pembangunan di Flores. Tidak hanya mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas, tetapi juga industri pariwisata Flores dan NTT secara keseluruhan". Ujar Frans.
Senada, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Silvester Teda Sada menyampaikan, Nagekeo semakin memperkuat branding kepariwisataan di daerahnya dengan hadirnya produk lokal dengan sebutan Beras Nagekeo. Selain bertujuan meningkatkan pendapatan asli daerah dan sumber ekonomi masyarakatnya, Beras Nagekeo diharapkan menjadi duta wisata karena memiliki identitas mereka yang kuat, yang bisa membuat Nagekeo semakin dikenal di kalangan wisatawan hingga memutuskan untuk berkunjung dan menikmati pengalaman berbeda di Nagekeo.
"Nagekeo semakin kuat branding kepariwisataan di daerahnya dengan hadirnya produk lokal dengan sebutan Beras Nagekeo. Selain bertujuan meningkatkan pendapatan asli daerah dan sumber ekonomi masyarakatnya, Beras Nagekeo diharapkan menjadi duta wisata karena memiliki identitas merek yang kuat, yang bisa membuat Nagekeo semakin dikenal di kalangan wisatawan hingga memutuskan untuk berkunjung dan menikmati pengalaman berbeda di Nagekeo." tutup Silvester.
----------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores