SIARAN PERS
BADAN OTORITA PARIWISATA LABUAN BAJO FLORES (BOPLBF)
33/SP/Komblik/BOPLBF/X/2020
Labuan Bajo, 4 Oktober 2020 - Dalam rangka pengembangan pariwisata premium berkelanjutan di 11 Kabupaten di Labuan Bajo dan Flores, Lembata, Alor, dan Bima, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) menggelar Forum Floratama 2020: Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Wilayah Koordinatif Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), di Ayana Resort Komodo, Labuan Bajo, 6 s.d. 7 Oktober 2020.
Forum Floratama 2020 berlangsung selama 2 hari dan dihadiri secara langsung oleh, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT); Viktor Bungtilu Laiskodat, Direktur Utama BOPLBF; Shana Fatina, para Bupati, dan Kepala Dinas Pariwisata dari 11 Kabupaten Koordinasi BOPLBF, akademisi, para pelaku pariwisata, komunitas, dan Media nasional maupun lokal.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina menyampaikan, Forum Floratama 2020 dilaksanakan sebagai wadah pendekatan terpadu dan komprehensif untuk semua aspek dan sektor yang melibatkan semua pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah, dengan membangun koordinasi aktif lintas kabupaten melalui rekomendasi berbagai ide dan gagasan dari setiap program rencana pembangunan pariwisata di masing-masing wilayah di 11 kabupaten koordinasi BOPLBF.
“Forum ini sejatinya merupakan bentuk komitmen BOPLBF mewadahi pertemuan kolaborasi para pemangku kepentingan pariwisata dari berbagai latar belakang untuk menghimpun berbagai informasi, ide, dan gagasan pengembangan pariwisata kelas dunia yang berkelanjutan. Bagaimana menyatukan semua ide dan gagasan dari semua ABCGM (Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media)”, kata Shana.
Selain itu Shana menekankan, Pariwisata berpotensi menggerakkan perekonomian hampir semua sektor dan menjadi pintu masuk yang paling mungkin bagi terwujudnya pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat.
“Saya mendorong para Kepala Daerah di 11 wilayah koordinasi BOPLBF untuk bersama-sama fokus membangun masyarakat yang kreatif, yang berorientasi menangkap setiap peluang kebutuhan pasar premium yang memenuhi standar kualitas pariwisata yang tentunya dapat dicapai melalui pendampingan intensif, agar manfaat pariwisata dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, sesuai arahan Presiden Joko Widodo”, ucap Shana.
Shana juga berharap, dengan terlaksananya Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Wilayah Koordinatif BOPLBF yang merupakan kegiatan utama BOPLBF hari ini menjadi momentum bagi para Kepala Daerah di 11 kabupaten untuk bersama-sama membangun sinergi lintas kabupaten melalui keunggulan daerah masing-masing dan bersama-sama mewujudkan pariwisata berkelanjutan, juga dalam rangka mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium.
“Selain Rakor, kegiatan-kegiatan yang kami gelar selama Forum Floratama ini akan sangat menunjang sinergi pentahelix. Ini saya satu upaya kami agar kita semua dari berbagai komponen ini bisa duduk bersama dan saling melempar gagasan tentang bagaimana membangun pariwisata berkelanjutan”, terang Shana.
Hasil Rakor salah satunya akan menjadi draf rekomendasi bagi penyusunan ITMP (Integrated Tourism Master Plan)/Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Terpadu yang menjadi komitmen bersama untuk pengembangan kawasan pariwisata Labuan Bajo dan Flores, Lembata, Alor, dan Bima.
Selain Rakor, beberapa kegiatan lain juga digelar di dalam Forum Floratama 2020, antara lain Launching Logo Cagar Biosfer Komodo, Reef Checker Graduation, Paparan Kolaborasi UNESCO Untuk Program Kita Muda Kreatif, Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan BOPLBF diakhiri dengan Joint Commitment (komitmen bersama) Pengembangan Pariwisata Floratama oleh Pemerintah Pusat, 11 Pemerintah Daerah, dan BOPLBF.
Hari ke-2 Forum Floratama 2020 menggelar Forum FGD 5 Bidang, antara lain FGD Peran Penting Publikasi Media Dalam Branding Pariwisata Berkelanjutan. FGD Pengembangan Produk Pariwisata Untuk Destinasi Terintegrasi. FGD Peluang Investasi Pariwisata Flores, Lembata, Alor, dan Bima. FGD Peran dan Keterlibatan Pemuda dan Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Florata, Membangun Jejaring, dan Melestarikan Budaya. FGD Menuju Pariwisata Berkelanjutan Kelas Dunia di Flores, Lembata, Alor, dan Bima Melalui Bisnis Pariwisata.
Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) dibentuk sesuai dengan landasan yuridis, yaitu Peraturan Presiden No. 32, Tahun 2018, Tentang Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores dengan fungsi dan peran strategis, kehadiran BOPLBF merupakan instrumen untuk memastikan eksistensi Labuan Bajo dan Flores sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Peran BOPLBF untuk mensinergikan pengelolaan kawasan pariwisata terpadu dilaksanakan salah satunya dengan menyusun Rencana Induk di Kawasan Pariwisata Terpadu Labuan Bajo Flores dan Penyusunan Rencana Detail Pengembangan dan Pembangunan di Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores.
Pembentukan BOPLBF sendiri sesuai dengan komitmen Pemerintah Pusat, terutama sejak ditetapkannya pariwisata sebagai sektor unggulan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Dengan demikian, cita-cita menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan dan sebagai lokomotif penggerak ekonomi bangsa diwujudkan dengan komitmen Pemerintah Pusat, yaitu dengan membentuk 10 Bali Baru dan secara bertahap membentuk Badan Otorita Pariwisata di masing-masing kawasan tersebut yang diberi peran dan fungsi strategis untuk melakukan akselerasi pembangunan Pariwisata.
BOPLBF sendiri merupakan Badan Otorita Pariwisata (BOP) ke-3 yang dibentuk setelah Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BODT) dan Badan Otorita Borobudur (BOB), yang diberi amanat untuk melakukan akselerasi pembangunan pariwisata melalui fungsi koordinatif dan otoritatif di kawasan Labuan Bajo dan 10 Kabupaten lainnya di daratan Flores, Lembata, Alor, dan Bima.
Fungsi koordinatif BOPLBF berkaitan dengan peran koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi terhadap perencanaan, pengembangan, dan pembangunan di 11 kabupaten yaitu, Bima, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Alor dan Lembata.
Selain itu, BOPLBF dibentuk untuk mensinergikan pengelolaan kawasan pariwisata sebagai suatu kesatuan sehingga langkah-langkah yang diambil antar pelaksana kewenangan, baik di pusat dan di daerah lebih sistematis, terarah dan terpadu. Oleh karena itu peran BOPLBF sangat krusial dalam mengoptimalisasi pengelolaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian sumber daya kawasan pariwisata Labuan Bajo Flores sebagai gerbang ekowisata kelas dunia di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sebagai katalisator dalam pengembangan kawasan pariwisata, BOPLBF diharapkan dapat mengakselerasi sektor pariwisata sebagai lokomotif utama perekonomian Labuan Bajo Flores dan secara nyata meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB, devisa serta kesempatan kerja untuk mensejahterakan hidup masyarakat. Sejumlah program kerja sejak 2019 telah dilaksanakan untuk mengembangkan Labuan Bajo Flores sebagai destinasi super prioritas melalui 9 pilar yang meliputi pengembangan destinasi melalui 3A (aksesibilitas, atraksi dan amenitas), pengembangan industri dan kelembagaan melalui SMI (SDM, masyarakat dan industri), serta promosi pariwisata melalui BAS (branding, advertising, dan selling).