BPOLBF Gelar Diskusi bersama Keuskupan Agung Ende: Dorong Travel Pattern Pariwisata Religi Katolik Flores Jadi Sarana Merawat Spiritualitas dan Budaya

Created at 2024-10-09

 

Ende, 09 Oktober 2024- Setelah Travel Pattern atau Peta Perjalanan Parwisata Religi Katolik di Pulau Flores dilaunching pada 27 September 2024 lalu oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo FLores (BPOLBF), 4 Keuskupan di Flores dan  8 Dinas Pariwisata di Pulau Flores (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, dan Flores Timur), BPOLBF kemudian mengadakan diskusi lanjutan terkait pengembangan Pariwisata Religi Katolik bersama Keuskupan Agung Ende (KAE). Diskusi ini dipandu oleh Vikep Ende, RD. Edi Dopo dan dihadiri oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Ende, Puluhan Romo di wilayah Kevikepan Ende, serta Dinas Pariwisata Kabupaten Ende pada Rabu, (09/10/2024) pagi di Rumah Bina Kerahiman Ilahi Ende.  

Dalam diskusi tersebut Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh menyampaikan Pariwisata Religi Katolik di Pulau Flores merupakan pariwisata yang didorong untuk memberikan nilai tambah kepada  pengunjung saat menikmati Flores dan pada saat bersamaan mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

"Pariwisata Religi Katolik yang kita dorong ini sebetulnya pariwisata yang mampu memberikan nilai tambah. Ketika pengunjung menikmati Flores, mereka juga mendapatkan satu nilai baru di mana ada pengalaman spiritual yang apabila dapat kita kembangkan bersama-sama tentu akan memberikan kesan yang kuat dan pada saat bersamaan secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan juga mendapatkan manfaat. Ukuran yang kita pakai dalam melihat kesuksesan pengembangan pariwisata religi tidak terlepas dari pendekatan holistik, jadi tidak hanya sisi ekonomi, tapi bagaimana nilai spiritualitas umat menjadi lebih bergelora," tegas Frans. 

Sementara itu, Uskup Keuskupan Agung Ende Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD menyampaikan, kolaborasi pembuatan Travel Pattern tersebut memberikan sudut pandang baru yakni mengembangkan budaya religi yang dimiliki umat di Flores. Uskup Ende juga menyampaikan bahwa yang paling penting selain daripada manfaat ekonomi, Travel Pattern ini juga menjadi sarana untuk berbagi informasi tentang kebudayaan religi yang dimiliki masyarakat Flores. 

"Diskusi hari ini memberikan kita keberanian baru untuk membuka mata lebih baik dan melihat apa yang bisa kita kembangkan, yaitu, budaya religi yang kita miliki. Kalau kita bisa merancang narasi dengan baik, itu akan menjadi salah satu peluang bagi kita, tidak hanya karena peningkatan ekonomi, tetapi yang paling penting bagi kita adalah berbagi kebudayaan religi kita. Pariwisata Religi merupakan gagasan baik yang bisa kita sebarkan dengan kekayaan Budaya serta Rohani yang harus kita kembangkan dan sharing kepada seluruh dunia. Lalu ketika kita memiliki kekayaan religi yang kuat, maka pariwisata pun ikut bergerak. Pariwisata religi tidak semata-mata hanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, tapi sebagai sebuah gagasan juga untuk pembaharuan spiritual, supaya kita melihat lebih baik kekayaan rohani kita, termasuk di dalamnya adalah kekayaan sejarah," kata Uskup Agung Ende.

Diskusi yang berlangsung ini juga merupakan wadah untuk berbagai saran, masukan, dan insiatif yang disampaikan oleh para pihak terkait. Harapannya diskusi ini dapat memperkuat dan mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan tren wisata di masa mendatang.

Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan daya tarik pariwisata Pulau Flores melalui pariwisata religi Katolik sebagai salah satu diversifikasi produk pariwisata yang suda ada, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan spiritual Pulau Flores. 

Terdapat 15 daya tarik wisata rohani yang masuk dalam wilayah Keuskupan Agung Ende yang terbagi dalam 3 Kabupaten, yaitu Nagekeo, Ngada dan Ende yang meliputi gereja, rumah ret-ret biara, taman ziarah, seminari. Terdapat Rumah Retret Sabda Allah Boanio Nagekeo, Biara Susteran Karmel Bajawa, Rumah Retret Kemah Tabor Mataloko, Seminari Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko, Taman Ziarah Patung Bunda Maria Ratu Semesta Alam Wolowio, Taman Ziarah Santa Maria Fatima Mengeruda Soa, Gereja MBC Bajawa, Rumah Retret Sang Timur Bejo, Taman KErahiman Lengkosambi, Rumah Bina Kerahiman Ilahi Ende, Gereja Katedral Ende, Gereja Santa Maria Immaculata Jopu, Taman Dia Santi Yosef Frainademetz Ende, Biara Santo Yoseph Ende, dan Taman Ziarah Maria Lourdes Detusoko.  

 

-----------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Semarak Labuan Bajo Waterfront Festival 2024, Tampilkan Keindahan Flores dan Budaya Lokal

  Labuan Bajo, 16 November 2024- Semarak Event Labuan Bajo Waterfront Festival (LBWF) yang diselenggarakan oleh Hotel Meruorah Labuan Bajo dan didukung oleh Badan P...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo 2024: Pesona Kekayaan Budaya Desa Wisata Manggarai Barat

  Labuan Bajo, 10 November 2024-  Semarak Event Unggulan di Desa Wisata 2024 (Senandung Dewi) untuk pertama kalinya diselenggarakan di wilayah Floratama di de...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo: Event Desa Wisata Sebagai Etalase Budaya Nusantara

  Labuan Bajo, 07 November 2024-  Dalam rangka mendorong pengembangan dan promosi desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami