Labuan Bajo, 22 Desember 2025 – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menerima audiensi dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) beserta jajaran, yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai 1 Kantor BPOLBF, Senin (22/12/2025) pagi. Audiensi ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi antardestinasi dalam mendorong pergerakan wisatawan antara Labuan Bajo Flores dan Lombok, serta memperkuat konektivitas pariwisata kawasan Bali–Nusa Tenggara.

Audiensi ini diterima langsung oleh Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF yang didampingi Direktur Industri dan Kelembagaan, Plt. Direktur Keuangan, Umum, dan Komuniikasi Publik sekaligus Kepala Divisi Pemasaran Mancanegara, serta Kepala Divisi Pemasaran Nusantara BPOLBF. Sementara itu, rombongan dari Pemerintah Provinsi NTB dipimpin oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, didampingi Plt. Sekretaris Dinas Pariwisata, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, dan Kepala Bidang Kelembagaan Dispar NTB.
Dalam kesempatan tersebut, BPOLBF memaparkan perkembangan kepariwisataan di Labuan Bajo Flores, progres investasi di kawasan Parapuar, serta berbagai program prioritas BPOLBF. Pemaparan ini menjadi dasar penguatan kerja sama agar wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dapat melanjutkan perjalanan ke Lombok, dan destinasi di NTB lainnya begitu pula sebaliknya, sehingga tercipta pergerakan wisatawan yang lebih merata dan berkelanjutan.

Plt. Direktur Utama BPOLB, Dwi Marhen Yono menyampaikan bahwa kolaborasi antara Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur merupakan langkah strategis untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan provinsi-provinsi eks “Sunda Kecil” dalam konteks pengembangan pariwisata modern. Menurutnya, sinergi ini bukanlah ajang persaingan antardestinasi, melainkan upaya saling menguatkan untuk menjadikan kawasan Bali–NTB–NTT sebagai destinasi wisata terpadu bertaraf internasional.
_“Kolaborasi ini penting untuk membangun narasi besar pariwisata kawasan. Bali, NTB, dan NTT memiliki karakter dan keunggulan masing-masing yang saling melengkapi. Jika dikemas dalam satu ekosistem destinasi terpadu, maka daya saing kawasan ini akan semakin kuat di tingkat global,”_ ujar Plt. Direktur Utama BPOLBF.
Selain itu, BPOLBF juga memaparkan hasil survei preferensi pasar wisatawan sebagai referensi penguatan strategi pemasaran bersama, serta pemaparan Calendar of Event (CoE) Floratama guna mendorong persebaran wisatawan dan menghadirkan ragam aktivitas wisata di luar _live on board._ Dalam audiensi tersebut disampaikan pula bahwa wilayah Bima, khususnya Sape dan Lambu, termasuk dalam wilayah koordinatif BPOLBF. Dengan demikian, berbagai event yang diselenggarakan di Bima dapat diintegrasikan ke dalam _Calendar of Event Floratama_ sebagai bagian dari upaya promosi kawasan yang lebih terstruktur dan terintegrasi.
BPOLBF juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia dan UMKM pariwisata melalui berbagai program, seperti Floratama Academy, Floratama Destination Leadership Program, serta kolaborasi dengan sanggar dan komunitas lokal melalui kegiatan Weekend at Parapuar. Program-program tersebut diharapkan mampu memperkuat kapasitas pelaku pariwisata lokal dan mendorong pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Ahmad Nur Aulia, menyampaikan bahwa kerja sama lintas provinsi antara Bali, NTB, dan NTT sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional.
_“Baru-baru ini Pemprov NTB bersama Pemerintah Provinsi Bali dan NTT membangun kerja sama yang tidak terlepas dari arah RPJMN, di mana Bali, NTB, dan NTT ditetapkan sebagai kawasan dengan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan. Ini merupakan momentum yang sangat baik bagi kita untuk saling menguatkan, agar dari konsep besar tersebut tidak hanya Bali yang berkembang atau Labuan Bajo di NTT saja, tetapi seluruh kawasan, termasuk NTB dengan konsep Bali–Nusra,”_ ujar Ahmad Nur Aulia.
Audiensi ini juga menjadi ruang diskusi strategis dalam membangun dan memperkuat konektivitas antardestinasi, baik dari sisi aksesibilitas, promosi bersama, maupun kolaborasi program, guna mendorong pertumbuhan pariwisata yang berdaya saing dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat di kawasan Bali–Nusa Tenggara.
*-------*
*Sisilia Lenita Jemana*
*Kepala Divisi Komunikasi Publik*
*Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores*