BPOLBF Perkuat Parapuar sebagai Destinasi Wisata baru dengan Sistem Pengelolaan yang Sustainable

Created at 2024-11-04

 

Labuan Bajo, 04 November 2024- 

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) diberi mandat untuk mengelola kawasan Hutan Bowosie seluas kurang lebih 400 ha. Kawasan yang dikelola tersebut kemudian diberi nama Parapuar yang diadaptasi dari bahasa setempat, yaitu gerbang menuju hutan. Pengembangan Parapuar terbagi menjadi empat Zona, dimana untuk zona 1 yaitu Zona Budaya (Cultural Zone), BPOLBF telah mendapatkan Sertifikat HPL untuk total luasan lahan 129,60 ha dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada tanggal 12 September 2023. Dari Total lahan HPL ini, hanya 20,05% dari seluruh kawasan yang akan dimanfaatkan pada zona ini. 

Pengelolaan kawasan Parapuar akan disesuaikan dengan masterplan kawasan yang saat ini masih dalam proses reviu. Reviu Masterplan pengembangan kawasan Parapuar merupakan salah satu cara BPOLBF untuk mewujudkan agar budaya Manggarai secara optimal dan maksimal terakomodir dan menjadi jiwa dalam Master Plan dan desain pengembangan Parapuar ke depannya. Kawasan Parapuar merupakan kawasan hutan produksi yang memiliki nilai ekologi yang tinggi serta potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang ramah lingkungan. 

Dengan pengelolaan yang tepat, diharapkan kawasan ini dapat memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat setempat sekaligus dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. 

Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyebutkan bahwa pengembangan kawasan Parapuar akan terus menyesuaikan dengan masterplan sehingga tahap pengelolaannya selaras dengan prinsip sustainable tourism. 

"Pengembangan kawasan Parapuar akan terus mengacu pada masterplan yang sedang ditinjau ulang atau masih dalam proses reviu, dengan tujuan memastikan setiap keputusan yang diambil selaras dengan tujuan jangka panjang untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal terutama pada wialayah desa penyangga kawasan Parapuar" ungkap Frans. 

Pengeloaan kawasan Parapuar sebagai destinasi baru pada proses pengembangannya akan terus dilakukan secara terpadu, holistik, dan berkelanjutan. Konsep Harmoni dengan Alam 3ECNC (Etno- Eco - Edu -Culture & Nature Conservation) menjadi pendekatan pembangunan Destinasi Parapuar kedepan. Dimensi 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas), Masyarakat, Citra dan Pengelolaan pariwisata diselenggarakan dengan tetap didasari pada asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat. 

Frans juga menambahkan bahwa pengembangan kawasan Parapuar agar tetap sejalan dengan konsep keberlanjutan, dimana konservasi hidrologis akan diterapkan sistem konversi satu berbanding sepuluh melalui berbagai bentuk aktivitas penghijauan, serta diiringi dengan penerapan visitor management system. 

"Bahwa landasannya dalam pengembangan kawasan Parapuar kami selalu dan akan terus menerapkan prinsip 'satu berbanding sepuluh', yakni dengan melakukan konversi pohon, dimana 1 Pohon yang ditebang dikonversi dengan 10 Pohon. Yang terkini adalah pada 25 Oktober 2024, seluruh karyawan BPOLBF mulai dari level staf hingga jajaran pimpinan melakukan aksi penanaman sebanyak 118 pohon di Lot G kawasan Parapuar" tambah Frans. 

Selanjutnya Frans menegaskan, kawasan Parapuar sangat terbuka untuk dijadikan lokus bagi seluruh stakeholder yang ingin melakukan aksi penghijauan/green action. Upaya ini sekaligus akan diiringi dengan penerapan daya pikul dan daya tampung kawasan (carrying capacity) atau batasan maksimal aktivitas kawasan mulai dari kapasitas jumlah pengunjung hingga batas maksimal dari beban yang dapat ditanggung lingkungan akibat aktivitas wisata yang dilaksanakan di dalam kawasan. Penerapan Management System Carrying Capacity ini dilakukan guna memastikan terjaminnya keberlangsungan destinasi Parapuar yang berkelanjutan.*

 

-------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Penerapan Nature Based Solutions (Solusi Berbasis Alam) Dalam Pengembangan Pariwisata DPSP Labuan Bajo Flores

  Labuan Bajo, 06 Desember 2024- Dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata yang berkelanjutan, di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Badan...

thumbnail

Pra-Rakornas Pariwisata 2024: Dorong Transformasi Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045

  Labuan Bajo, 05 Desember 2024- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Pra Rakornas Pariwisata tahun 2024 yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar pem...

thumbnail

Floratama Learning Center: Pengembangan Sektor Pertanian Regeneratif dan Permaculture Untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

  Labuan Bajo, 29 November 2024-  Upaya pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores yang berkelanjutan melalui pengintegrasian lintas sektor terus di dorong. P...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami