BPOLBF Serahkan Penghargaan Sahabat Ekosistem Pariwisata Kepada 3 Bapak Asuh

Created at 2024-08-09

Labuan Bajo, 09 Agustus 2024- 

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) kembali menyerahkan penghargaan “Sahabat Ekosistem Pariwisata“ melalui program "Bapak Asuh” kepada 3 Pelaku Industri di Labuan Bajo Flores, yaitu Ayana Komodo Waecicu Beach, Komodo Escape dan Bacarita Cafe. 

Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Groundbreaking atau Peletakan Batu Pertama pembangunan Eiger Hill Flagship Store Labuan Bajo di Taman Parapuar (08/08/2024). 

Program "Bapak Asuh" merupakan bentuk komitmen korporasi/lembaga/ perusahaan seperti hotel dan restoran yang melakukan pembinaan, bantuan, dan dukungan kepada usaha kecil, menengah, atau komunitas lokal seperti desa wisata /komunitas yang bergerak di sektor pariwisata yang menjadi "anak asuh", serta memberikan dampak kepada lingkungan dan masyarakat. 

Penyerahan Penghargaan Sahabat Ekosistem Pariwisata (SEP) atau Tourism Ecosystem Fellowship (TEF) sendiri bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat, mendorong pembangunan rantai pasok dan keterkaitan UMKM dan usaha masyarakat dalam pengembangan ekosistem kepariwisataan berkelanjutan, meningkatkan daya saing kapasitas pengelolaan, produksi, kreativitas dan kompetensi penggiat/pelaku pariwisata dan ekraf, mendorong hadirnya startup, local champion, produk lokal, sentra kreatif dalam pengembangan ekosistem kepariwisataan. 

Selain itu, Program Bapak asuh juga berperan dalam promosi dan pemasaran produk binaan "Anak Asuh", sehingga berkontribusi dalam rantai pasok guna menciptakan ekosistem bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. 

Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan bahwa program Bapak Asuh merupakan program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dalam bentuk dukungan kepada usaha kecil, menengah atau komunitas lokal yang bergerak dalam sektor pariwisata dan diharapkan dapat mewujudkan konsep pariwisata berkelanjutan. 

”Program Bapak Asuh merupakan program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dalam bentuk dukungan kepada usaha kecil, menengah atau komunitas lokal yang bergerak dalam sektor pariwisata dan diharapkan Bapak Asuh juga berperan dalam promosi dan menggunakan produk anak asuh, sehingga berkontribusi dalam rantai pasok guna menciptakan ekosistem bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.” Jelas Frans 

Penghargaan yang diberikan kepada 3 “Sahabat Ekosistem Pariwisata” merupakan penghargaan atas dasar kontribusi mereka kepada masyarakat dan lingkungan sebagai wujud aksi pariwisata regeneratif, berkualitas, inklusif dan berkelanjutan. 

Lukas Sepulo Lubur, dari Komodo Escape saat menerima penghargaan menyampaikan, Komodo Escape memiliki Visi Misi memberdayakan pekerja lokal baik di level manajemen maupun tekhnis. 

"Kami memiliki Visi Misi memberdayakan pekerja lokal baik di level manajemen hingga tekhnis pun juga  orang Lokal. Di setiap Trip Kapal Komodo Escape, kami selalu utamakan menggunakan bahan makanan dan buah-buahan langsung dari Manggarai Barat. Komitmen kami untuk kegiatan kedepannya akan selalu berpartisipasi dalam semua program Bapa Asuh." Ungkap Lukas. 

Berikut adalah Program yang dilakukan oleh para 3 Sahabat Ekosistem Pariwisata atau Bapa Asuh: 

Ayana Komodo Waecicu Beach

Ayana memiliki program Marine Biologist dari Inggris yang setiap bulan selalu mengunjungi sekolah-sekolah untuk mengedukasi para pelajar untuk tidak membuang sampah dan memberikan edukasi mengenai bahaya buang sampah sembarangan. Ayana telah menerapkan philosophy budaya Manggarai pada interior mereka, serta produk kuliner yang ditawarkan merupakan khas Manggarai. Ayana menggunakan 100% supply chain dari Manggarai Barat 

Komodo Escape

Komodo Escape telah berkomitmen menggunakan SDM dari lokal yang berasal dari  sekolah kejuruan dari Labuan Bajo. Untuk kebutuhan berbelanja, Komodo Escape 100% menggunakan bahan baku dari Manggarai Barat, serta menyajikan produk kuliner lokal. Komodo Escape berkomitmen dalam menggunakan sumber bahan baku (supply chain) dari Manggarai seperti Kopi asli Manggarai. 

Bacarita Cafe

Bacarita Cafe secara rutin memasok kebutuhan kopi dari petani kopi lokal di Manggarai. Bacarita dibangun dengan maksud untuk mengurangi tingkat pengangguran di Manggarai Barat. Cafe ini juga telah melakukan program pelatihan barista kepada workforce mereka, baik melalui pelatihan yang dilakukan di Labuan Bajo maupun membawa workforce mereka untuk melakukan  pelatihan di Jakarta. Bentuk kontribusi nyata terhadap pelesatarian lingkungan juga dilakukan dengan aksi penanaman pohon di Kecamatan Rego, Kolang, Ndoso dan kecamatan lainnya di Kabupaten Manggarai Barat. 

 

Adapun  6 Kriteria Sahabat Ekosistem Pariwisata ( Tourism Ecosystem Fellowship) tersebut antara lain: 

1) Memiliki komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dalam praktik/impelemntasi, misalnya pengelolaan limbah, konservasi energi, dan perlindungan habitat; 

2) Memiliki dukungan terhadap komunitas lokal seperti adanya program yang fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal dan memiliki riwayat kemitraan bersama usaha kecil dan menengah (UKM) lokal, pengunaan bahan/produk lokal, serta kontribusi terhadap pengembangan ekonomi lokal; 

3) Mempunyai keterlibatan dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, seperti memberikan program pelatihan/bimtek untuk masyarakat/komunitas ; 

4) Memiliki pengalaman dan rekam jejak, reputasi dan kredibilitas perusahaan termasuk umpan balik positif dari mitra dan dari komunitas lokal; 

5) Mempunyai rencana jangka panjang yang jelas dan terstruktur untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo Flores; 

6) Memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, lingkungan, sosial, dan pelestarian budaya. 

Menutup penyerahan perhargaan, Frans Teguh menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan salah satu cara untuk memacu semangat para Bapak Asuh untuk tetap berkomitmen terhadap masyarakat dan lingkungan. 

"Penghargaan ini diharapkan dapat memacu para pihak untuk tetap berkomitmen terhadap masyarakat dan lingkungan serta serentak memancarkan semangat berbagi dalam mewujudkan ekosistem kepariwisataan yang regeneratif, berkualitas, inklusif dan berkelanjutan." tutup Frans.

 

---------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Bahasa Isyarat Indonesia, Langkah Pengembangan Pariwisata Inklusif di Labuan Bajo Flores

  Labuan Bajo, 19 September 2024-  Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkolaborasi dengan Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISIND...

thumbnail

Wana Rhapsodya: Event Musik di Tengah Keindahan Alam Parapuar

  Labuan Bajo, 18 Oktober 2024- Dalam rangka meningkatkan brand awareness Parapuar dan menciptakan event baru di Labuan Bajo, Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kre...

thumbnail

Festival Lamaholot: Jembatan Melestarikan Budaya dan Persaudaraan

  Labuan Bajo, 17 Oktober 2024-  Festival Lamaholot kembali digelar di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival Lamaholot sendiri merupakan salah satu fes...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami