Labuan Bajo, 24 Juni 2025-
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Diskoria (Diskusi Kolaborasi Bersama Media) edisi bulan Juni pada Selasa (24/06/2025) sore. Kegiatan yang bertempat di Ruang Rapat Florata, Kantor BPOLBF ini merupakan forum rutin yang menjadi ruang terbuka antara BPOLBF, media, dan mitra strategis untuk memperkuat narasi pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di wilayah koordinatif BPOLBF.
Beberapa topik yang dibahas dalam Diskoria kali ini, antara lain: survey pasar Labuan Bajo Flores, tindak lanjut kunjungan kerja BPOLBF di wilayah koordinatif, Crisis Center, forum stakeholder, wellness tourism flow and glow , dan China profil tourism. Selain itu, Diskoria edisi Juni ini juga menghadirkan General Manager The Golo Mori ITDC, Wahyuaji Munarwiyanto sebagai narasumber dalam kegiatan ini.
Dalam paparannya, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor guna memperkuat transformasi pariwisata Labuan Bajo Flores menjadi destinasi unggulan dunia. Ia menyoroti optimisme terhadap pertumbuhan pasar pariwisata, meskipun adanya tantangan seperti penghentian sementara layanan maskapai Jetstar dan bencana alam.
"Walaupun ada dinamika dalam operator penerbangan, kami tetap membuka ruang bagi maskapai alternatif karena load factor atau rasio antara kapasitas yang terisi dengan kapasitas total ke Labuan Bajo tetap tinggi. Kami juga melihat adanya kecenderungan pasar Eropa dan Barat yang memilih moda laut, sementara wisatawan dari Singapura, Malaysia, dan Tiongkok lebih dominan menggunakan jalur udara,” ungkap Frans.
Dalam diskoria ini, ia juga menyampaikan bahwa rata-rata lama tinggal wisatawan (length of stay) pada April tercatat 2,33 malam, dan terjadi peningkatan okupansi sebesar 44,68% pada April dengan rincian per kategori; Resort terjadi peningkatan sebesar 32,81%, pada hotel bintang 4 peningkatan sebesar 49,14% dan peningkatan pada hotel bintang 5 yaitu 55,25%. Lebih lanjut, terkait pengembangan pola perjalanan wisata religi Katolik di luar Manggarai Barat, penguatan kalender event di wilayah koordinatif, serta pelaksanaan program Floratama Plus Destination Leadership Program dan kegiatan wellness tourism seperti Flow & Glow pada 21 Juni lalu, menjadi langkah nyata BPOLBF dalam menciptakan destinasi yang inklusif dan adaptif terhadap tren global.
Tak kalah penting, BPOLBF juga memperkenalkan pentingnya keberadaan Crisis Center sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap potensi krisis seperti bencana alam, gangguan keamanan, hingga isu rantai pasok. Forum stakeholder yang dilaksanakan sebelumnya pada 18 Juni juga menjadi salah satu tonggak memperkuat koordinasi lintas lembaga.
Sementara itu, General Manager The Golo Mori ITDC, Wahyuaji Munarwiyanto menyampaikan komitmen mereka dalam mengembangkan kawasan super prioritas dengan prinsip keberlanjutan. ITDC juga menargetkan peningkatan trafik wisatawan, optimalisasi aset, dan peningkatan investasi di The Golo Mori.
“Kunjungan tertinggi kami tercatat pada bulan Mei 2025 dengan 2.581 wisatawan. Kami juga turut mendukung BBTF 2025 dengan mengajak beberapa _buyers dalam kegiatan post-tour ke Labuan Bajo,”_ ujar GM The Golo Mori tersebut.
GM The Golo Mori menyampaikan dukungan mereka dalam kegiatan Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) ke-11 tahun 2025 untuk memperkenalkan Labuan Bajo sebagai destinasi masa depan MICE dan Leisure dengan tagline Sustainable Marine Based MICE Tourism Destination. The Golo Mori juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat di desa penyangga Golo Mori, seperti pelatihan Bahasa Inggris Pariwisata yang digelar selama dua sesi, yaitu pada tanggal 17–20 Juni 2025 dan tanggal 23–26 Juni 2025, di Golo Mori Convention Center (GMCC) bekerja sama dengan dengan Politeknik eLBajo Commodus sebagai mitra penyelenggara pelatihan.
Diskusi berlangsung interaktif, dengan sejumlah pertanyaan dari media seperti Labuan Bajo Voice, Antara News, dan infolabuanbajo.id. Isu-isu strategis seperti progres Parapuar, mitigasi kecelakaan wisata, peluang investasi, hingga visi jangka panjang ITDC turut dibahas secara terbuka. BPOLBF juga menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap SOP wisata bahari demi menjaga standar keamanan dan keselamatan. Menanggapi pertanyaan terkait potensi lonjakan wisatawan, BPOLBF memproyeksikan peningkatan kunjungan sebesar 14% pada Juli–Agustus 2025.
Diskoria edisi Juni ini kembali menegaskan peran BPOLBF sebagai katalisator sinergi antar-stakeholder dalam membangun ekosistem pariwisata yang tangguh, aman, dan berdaya saing. Komitmen terhadap keberlanjutan, inklusivitas, dan kolaborasi menjadi fondasi utama dalam setiap langkah yang diambil.
--------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores