Floratama Learning Center 2; Ekosistem Kepariwisataan, Quality & Sustainability Tourism Development

Created at 2024-03-04

Labuan Bajo, 04 Maret 2024- 

Floratama Learning Center: Tourism & Hospitality Knowledge Management Class (THKMC) kembali diadakan secara hybrid di Ruang Rapat BPOLBF, pada Jumat pagi (01/03/2024). Kelas Kedua dari program yang dilaunching beberapa waktu lalu ini menyuguhkan materi terkait Ekosistem Kepariwisataan, Quality, & Sustainability Tourism Development. 

 

Materi dibawakan langsung oleh Frans Teguh, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf yang saat ini juga menjabat sebagai Plt. Direktur Utama BPOLBF. Dalam paparannya, Frans menyampaikan beberapa poin penting tentang pendekatan ekosistem kepariwisataan, quality tourism, premium tourism, sustainable tourism dalam program dan praktik. 

 

Sebagai pembuka dalam paparannya, Frans pertama-tama menjelaskan tentang urgensi pariwisata di tengah masyarakat dan perkembangan kepariwisataan yang semakin kental dengan relasi kemanusiaan. 

 

"Perkembangan pariwisata sangat berhubungan dengan kehidupan umat manusia. Ada begitu banyak alasan orang berwisata, dan itu menunjukan bahwa manusia menyadari bahwa hidup bukan hanya untuk bekerja semata, tetapi juga butuh beristirahat, liburan dan juga healing. Lalu dalam perkembangannya, pariwisata juga semakin kental dengan relasi kemanusiaan, hubungan antar manusia. Jadi dalam aktivitas wisata itu, ada komunikasi, interaksi, dan kesadaran lingkungan." jelas Frans. 

 

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa guna mendukung berbagai kebutuhan wisatawan ini perlu adanya ekosistem kepariwisataan yang terpadu, saling terintegrasi dan saling melengkapi sehingga dapat berjalan beriringan. 

 

"Ekosistem pariwisata adalah keselarasan komponen, organisme, subsistem, sistem yang terkoneksi, terintegrasi, saling berinteraksi dan melengkapi serta menghidupkan dalam tatanan totalitas kepariwisataan yang holistik. Sehingga dalam ekosistem kepariwisataan, masing-masing sistem itu harus berjalan bersama" ungkap Frans. 

 

Menurutnya, kualitas kawasan dan manajemen berbasis ekosistem pada akhirnya dapat menghindarkan sebuah destinasi dari bencana ekologis, denaturalisasi, dekadensi nilai, sosial distrust, dehumanisasi, komersialisasi, dan hegemoni yang masif. 

 

Pada kelas yang dihadiri oleh 30 peserta luring dan 59 peserta daring ini, Frans juga kembali menjelaskan terkait konsep pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang menjadi tanggung jawab semua pihak. 

 

"Konsep pariwisata berkualitas mengacu kepada peningkatan pengalaman pengunjung/wisatawan yang otentik, kemewahan suasana alami, genuine, dan kental dengan relasi alam, sosial, budaya, lokalitas, dan makhluk hidup di dalamnya. Dan kemewahan yang dimaksud tidak mesti sama dengan fasilitas dan amenitas mewah" jelasnya. 

 

"Sementara pariwisata berkelanjutan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan masa kini dengan meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan sehingga kualitas kehidupan saat ini tidak terganggu dan sumber daya alam akan tetap terjaga untuk menopang kehidupan generasi mendatang" lanjut Frans. 

 

Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi itu juga kembali menyampaikan bahwa stakeholder yang harus mengarusutamakan pariwisata berkelanjutan adalah pemerintah, industri pariwisata, masyarakat dan komunitas lokal, organisasi pariwisata, dan wisatawan itu sendiri. Adapun penerapan pariwsata berkelanjutan, tidak saja pada operasional harian, tetapi juga sejak perencanaan awal hingga evaluasi dan peninjauan. 

 

Beberapa poin penting yang juga disampaikan dalam materi ini adalah 10 Prinsip Destinasi Berkelanjutan, yaitu memperhatikan ketahanan; menerapkan standar dan sertifikasi kompetensi keahlian; mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas; memprioritaskan dan melibatkan masyarakat; mengelola pengunjung secara memadai sesuai daya dukung; mengakui bahwa alam menopang masyarakat dan ekonomi yang sehat; merancang dan menerapkan strategi yang bertanggung jawab; perencanaan strategis dan investasi dalam infrastruktur berkelanjutan; dan tata kelola yang inklusif. 

 

Sebagai informasi, ke depan masih akan ada 14 Modul lagi yang akan dipelajari setiap hari Jumat dengan menghadirkan pembicara ahli dan profesional dari bidangnya. Upate dari Program Floratama Learning Center ini dapat dilihat pada Instagram @bpolbf atau Facebook BOP Labuan Bajo Flores. 

 

 

---------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores



thumbnail

Semarak Labuan Bajo Waterfront Festival 2024, Tampilkan Keindahan Flores dan Budaya Lokal

  Labuan Bajo, 16 November 2024- Semarak Event Labuan Bajo Waterfront Festival (LBWF) yang diselenggarakan oleh Hotel Meruorah Labuan Bajo dan didukung oleh Badan P...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo 2024: Pesona Kekayaan Budaya Desa Wisata Manggarai Barat

  Labuan Bajo, 10 November 2024-  Semarak Event Unggulan di Desa Wisata 2024 (Senandung Dewi) untuk pertama kalinya diselenggarakan di wilayah Floratama di de...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo: Event Desa Wisata Sebagai Etalase Budaya Nusantara

  Labuan Bajo, 07 November 2024-  Dalam rangka mendorong pengembangan dan promosi desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami