Floratama Learning Center: Pengembangan Sektor Pertanian Regeneratif dan Permaculture Untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

Created at 2024-11-29

 

Labuan Bajo, 29 November 2024- 

Upaya pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores yang berkelanjutan melalui pengintegrasian lintas sektor terus di dorong. Pertanian merupakan salah satu sektor pendukung pariwisata yang sangat vital dan strategis. 

Memahami pentingnya sektor ini, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Floratama Learning Center dengan tema “Regenerative Farming, Permaculture and Local Food: A Prospectus for Labuan Bajo Flores”, sebagai bentuk edukasi terkait pentingnya peran lintas sektor, dalam hal ini ini sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang mampu mendukung kebutuhan industri pariwisata Labuan Bajo yang efisien dan ramah lingkungan. Floratama Learning Center ini diselenggarakan secara hybrid, Jumat, (29/11/2024) pagi. 

Frans Teguh, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), sekaligus menjabat Plt. Direktur Utama (BPOLBF) menyampaikan, keberadaan pertanian regeneratif dan permakultur berperan penting menciptakan pangan lokal dalam pariwisata yang berkelanjutan. 

"Sekarang ini pangan lokal menjadi elemen yang sangat relevan dalam mendukung pengembangan pariwisata. Dan dalam konteks pariwisata Labuan Bajo Flores, bahkan Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan, sektor pertanian memiliki rantai nilai yang sama dengan pariwisata terutama dalam mewujudkan nilai-nilai kekeberlanjutan. Floratama Learning Center ini sebagai cara kami memperkaya pengetahuan dan memahami lebih dalam tentang berbagai aspek pertanian Regenerative dan Permaculture yang bukan hanya memperkokoh basis pertanian dan bagaimana penerapan teknologi ramah lingkungan, tetapi juga mendorong terciptanya pembangunan masyarakat yang lebih holistik dan berkelanjutan," tutup Frans. 

Permaculture adalah pendekatan desain untuk menciptakan sistem berkelanjutan yang meniru pola dan proses alami. Dalam praktiknya, permaculture menggabungkan pertanian, kehutanan, dan perancangan lingkungan untuk menghasilkan makanan, energi, dan kebutuhan lain dengan cara yang ramah lingkungan dan regeneratif. Prinsip utamanya meliputi menjaga bumi, peduli pada manusia, dan berbagi hasil secara adil.

Konsep Regeneratif dan Permaculture sendiri merupakan pendekatan inovatif yang saling berkaitan dalam mendorong keberlanjutan dan pemulihan ekosistem secara holistik, dimana pengelolaan lahan tidak hanya bertujuan untuk menjaga kualitas kesuburan tanah, tetapi juga memperbaiki dan memulihkan ekosistem alam melalui pendekatan desain berbasis alam untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan. 

Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip keberlanjutan, pendekatan ini memungkinkan petani lokal di Labuan Bajo Flores dapat lebih meningkatkan produktivitas pertanian mereka secara berkelanjutan, sambil tetap menjaga kelestarian sumber daya alam yang menjadi daya tarik utama destinasi wisata ini. 

Konsep Permaculture berfokus pada desain ekologis, pengelolaan sumber daya yang bijaksana, dan pengolahan limbah organik untuk menciptakan sistem pertanian swadaya yang terinspirasi dari ekosistem alam. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara sektor pertanian dan pariwisata, meningkatkan daya saing destinasi, memperkaya pengalaman wisatawan dengan kuliner khas berbasis Local Food, serta mendukung pembangunan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan di Labuan Bajo Flores. 

Mariana Lusia, Dosen Prodi Agroteknologi Universitas Musamus sekaligus Pegiat Permacultur Pekarangan dan Pemerhati Pangan Lokal dalam pemaparan materinya menjelaskan dua pengertian yang wajib diketahui dalam permaculture yang bisa diterapkan dalam sistem pertanian. Yang pertama adalah permanent agriculture dimana pengelolaan pertanian dan peternakan diterapkan untuk meningkatkan kualitas lahan. Sistem ini memberikan hasil tani, pendapatan ekonomi, dan tetap berkelanjutan untuk masa depan. Yang kedua adalah permanent culture yang konteksnya melestarikan, mendukung, dan menerapkan sistem kolaborasi dengan budaya dan lingkungan setempat serta tumbuh bersama dalam waktu bersamaan, sehingga menjaga nilai-nilai keberlanjutan dan kemasyarakatan. 

Menurut Mariana, saat ini ia tengah berupaya menciptakan hutan makanan sendiri melalui permacultur dan berharap permacultural dapat menginspirasi banyak orang sehingga bisa membangkitkan dukungan terhadap pangan lokal secara global. 

“Kami berharap makin banyak orang yang termotivasi menciptakan hutan makanan mereka sendiri. Saya percaya melalui hasil pengolahan pangan lokal yang tepat, maka pangan lokal mampu berjaya di atas tanahnya sendiri dan mampu bersaing secara global.” ujar Mariana. 

Sementara itu Clementine Pujiati, Chief Technology Officer Karmabumi menyampaikan, tim Karmabumi saat ini sedang mengadakan demonstrasi tentang regenerative agriculture untuk meningkatkan pengetahuan petani di Dusun Compang Golomori sebagai salah satu pilot project yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang sistem pertanian pada lahan kering serta dampak perubahan iklim. 

“Ada beberapa pendekatan yang kami lakukan yaitu membuat sebuah science demonstration, mengingat masih terbatasnya pengetahuan dari para petani tentang apa itu regenerative agriculture seperti kondisi tanah sangat kering baik karena perubahan cuaca atau iklim, sehingga kami memperkenalkan tentang regenerative agriculture yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan. Sebelum memulai demonstrasi, kami mengadakan research terlebih dahulu dengan beberapa assement untuk mnegetahui kondisi tanah dan apa saja kebutuhan dari local community yang ada disana,” ungkap Clementine 

Secara keseluruhan, pengembangan konsep Permaculture ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal dan memberdayakan komunitas petani, tetapi juga memperkuat posisi Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan keunggulan lokal, baik dari segi kuliner, pertanian, maupun pelestarian lingkungan secara terintegrasi. 

Floratama Learning Center diikuti dan dihadiri seluruh pegawai BPOLBF secara hybrid dan beberapa peserta eksternal lainnya seperti dari Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo, Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, Dinas Pariwisata Kabupaten Flores Timur,  Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata,  Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Kesatuan Pengelolaan Hutan Manggarai Barat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Kabupaten Lembata,Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Manggarai Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Manggarai Barat, Dinas Pariwisata Kabupaten Kaimana Papua Barat, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Manggarai Timur, Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Barat.*

 

----------------------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Floratama Learning Center: Pengembangan Sektor Pertanian Regeneratif dan Permaculture Untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

  Labuan Bajo, 29 November 2024-  Upaya pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores yang berkelanjutan melalui pengintegrasian lintas sektor terus di dorong. P...

thumbnail

Taman Doa Devosi dan Patung St. Yosef: Spot Ziarah Katolik Baru di Labuan Bajo

  Labuan Bajo, 28 November 2024–  Labuan Bajo sebagai gerbang utama pariwisata NTT tidak hanya dikenal karena alamnya yang memukau, tetapi juga menawark...

thumbnail

Menyongsong Libur Nataru, BMKG Keluarkan Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem

  Labuan Bajo, 25 November 2024 – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan imbauan terkait potensi cuaca ekstrem selama periode...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami