Wae Lolos, 18 September 2024- Dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat di Desa Wisata, Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Budaya (Disparekrafbud) Manggarai Barat berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengadakan kegiatan Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (FASMADEWI) di Desa Wisata Wae Lolos.
Mengusung tema "Mitigasi Risiko di Destinasi Wisata", kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di Desa Wisata Wae Lolos untuk kesiapan menghadapi berbagai potensi risiko krisis seperti resiko kebencanaan di destinasi wisata.
Desa Wae Lolos terletak di Kecamatan Sano Nggoang. Desa ini terkenal dengan julukan Seribu Air terjun, salah satunya yaitu Cunca Lolos, yang terkenal dengan air terjun dan pemandangan alamnya yang memukau dan saat ini telah menjadi salah satu tujuan wisata yang ada di Manggarai Barat. Namun, seiring dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung, perhatian khusus perlu diberikan terutama pada aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.
Mewakili Dirut Utama BPOLBF, Konstant M. Nandus, Direktur Destinasi Pariwisata BPOLBF dalam sambutannya menyampaikan, penyelenggaraan kegiatan mitigasi risiko di Destinasi Wisata diadakan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.
“Tamu atau wisatawan yang berkunjung ke sini akan mendapatkan rasa nyaman jika kita mengelola destinasi dan lingkungan sekitar destinasi dengan baik. Karena dalam berwisata bukan hanya keindahan destinasi, fasilitas, pelayanan, dan keramahtamahan yang kita tawarkan tetapi juga harus memastikan jaminan keamanan wisatawan dalam berwisata, sehingga kesan Desa Wae Lolos yang indah ini juga diiringi dengan rasa aman dan menjamin keselamatan para wisatawan dari resiko baik resiko alam maupun karena faktor kelalaian," ujar Konstant.
Konstant M. Nandus juga menambahkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan untuk pengembangan pariwisata hari ini ditujukan untuk keberlangsungan generasi berikutnya.
“Berbicara mengenai pengelolaan desa wisata yang pasti bukan hanya untuk kelangsungan dan kebutuhan kita hari ini saja, namun untuk generasi kita kedepannya. Memang jika dilihat, apa yang kita bangun dan kerjakan hari ini belum terlihat hasilnya, tetapi kedepannya jika dikelola dengan baik dengan memperhatikan unsur keamanan dan keberlanjutan wisata maka pasti bisa dirasakan oleh generasi mendatang,” tambah Konstant.
Senada, Feri Suprapto, Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Tata Kelola Destinasi (TKD), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan bahwa kunjungan kali ini sangat berkesan dan akan menjadi catatan untuk dimasukkan dalam aplikasi Jejaring Desa Wisata Indonesia (Jadesta).
“Bagian dari perkenalan dan rangkaian kegiatan hari ini, kami berharap ini akan tercatat dalam Jadesta yang nantinya akan menjadi modal kami yang akan dibantu oleh Dinas Pariwisata untuk mengenal lebih jauh tentang Desa Wae Lolos. Data ini sangat penting karena jika sudah tercatat dalam aplikasi Jadesta sudah pasti jangkauannya lebih luas dan banyak dikenal dan diketahui publik. Kami berharap setelah pertemuan ini pengembangan wisata Desa Wae Lolos terus lebih ditingkatkan lagi terutama dari segi konten atau produk wisatanya sehingga nanti menjadi lebih baik lagi,” ungkap Feri.
Chrispin Mesima, Sekertaris Disparekrafbud Manggarai Barat menjelaskan, perlu adanya intervensi dan keterbukaan dalam mengelola Desa Wisata terutama setelah Desa Wae Lolos menjadi salah satu lokasi untuk Program Fasilitas Masyarakat Desa Wisata (FASMADEWI) karena masih perlunya penataan manajemen tata kelola desa yang lebih terbuka.
"Intervensi dari berbagai pihak cukup banyak seperti, sehingga diperlukan partisipasi yang kuat dan aktif dari Desa Wae Lolos dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan seperti yang saat ini dilakukan Kemenparekraf dan BPOLBF. Ini juga menjadi sarana teman-teman di Desa Wae Lolos untuk memperkenalkan diri agar bisa dikenal dan selalu ada dalam jangkauan dan kerangka pengembangan pariwisata Indonesia sehingga Desa Wae Lolos tercatat secara resmi dan masuk ke dalam anugrah desa wisata Indonesia,” Tutur Chrispin.
Sebagai penutup, Alfonsius Arfon, Camat Sano Nggoang menegaskan bahwa kebersihan dan keelokan lingkungan menjadi poin penting untuk membangun Desa Wisata yang nyaman.
“Pelatihan hari ini memberikan wawasan baru bagi masyarakat desa untuk memberi layanan optimal bagi wisatawan agar merasa aman jika berkunjung ke sini. Dan saya yakin pelatihan hari ini menjadi modal yang tidak boleh kita abaikan, terutama bagaimana bersikap ramah, sopan santun, dan pelayanan yang aman serta nyaman. Rasa aman dan nyaman akan tercipta jika kita mnejadi kebersihan dan kerapian lingkungan baik di sekitar Rumah Adat maupun lingkungan rumah warga,” tutup Alfons.
Rangkaian kegiatan pelatihan ini dimulai dengan penyambutan secara adat oleh Tokoh Adat Desa Wae Lolos yang diiringi tarian dan nyanyian dari masyarakat Desa Wae Lolos menuju Mbaru Gendang (Rumah Adat). Setelah itu, dilangsungkan pelatihan mitigasi risiko di Destinasi Wisata yang dipandu langsung oleh Sahabuddi, Project Officer Asia Pacifik Alliance for Disaster Management(APAD).
Pelatihan ini diikuti oleh Masyarakat Desa Wae Lolos beserta dua (2) kelompok Pokdarwis di Desa tersebut.
------------------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores