Penanggulangan Insiden Wisatawan: Koordinasi Terpadu dan Perkuat SOP Wisata Bahari

Created at 2024-02-10

Labuan Bajo, 10 Februari 2024 

Melakukan aktivitas wisata bahari masih menjadi primadona saat berkunjung ke Labuan Bajo, salah satu yang paling digemari wisatawan adalah aktivitas snorkeling. Di Labuan Bajo sendiri, ada beberapa spot snorkeling yang menempati top of mind wisatawan, seperti Batu Bolong Reef, Pulau Kanawa, Taka Makassar, Manta Point, Pink Beach, dan Pulau Kelor. 

 

Di sisi lain, aktivitas wisata seperti ini termasuk dalam aktivitas wisata berisiko tinggi, sehingga ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian sebelum wisatawan melakukan kegiatan bahari seperti snorkeling atau diving, seperti mengecek arus, melakukan pemanasan, memeriksa dan menggunakan peralatan dengan baik dan benar, memperhatikan kedalaman air, menghindari kebocoran alat, dan memastikan kondisi diri sendiri dalam keadaan fit. 

 

Namun, hal-hal yang tidak terduga masih bisa saja terjadi. Beberapa waktu lalu tepatnya pada Jumat (09/02/2024) siang, salah seorang wisatawan asal China berinisial ZY (41) dilaporkan pingsan setelah melakukan snorkeling di perairan Long Beach, Labuan Bajo. Hal ini diduga akibat kelelahan dan saat tiba RS Siloam Labuan Bajo, korban dinyatakan sudah meninggal. 

 

Menanggapi insiden ini, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkoordinasi dengan berbagai pihak dan mendapat informasi bahwa korban merupakan salah satu rombongan dari KM. Gold Tirani pada tanggal 9 Februari pagi yang berangkat dari pelabuhan waterfront sekitar pukul 09.30 WITA menuju TNK. 

 

"Pertama-tama saya mewakili lembaga mengungkapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban, semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan. Hal ini tentu tidak kita inginkan dan harapkan dan kita berdoa semoga ke depannya tidak ada lagi kejadian seperti ini" ungkap Frans Teguh, Plt. Dirut BPOLBF. 

 

"Selanjutnya berkaitan dengan kronologi yang diperoleh dari hasil koordinasi kami dengan Polres, Syahbandar, dan RS Siloam, diketahui bahwa pada Jumat, tanggal 09 Februari 2024 lalu, KM. Gold tirani berangkat dari Dermaga Marina sekitar PKL 09.30 WITA menuju TNK. Lalu saat tiba di Pantai Long Beach sekitar pukul 10.30 WITA, kapal dengan muatan 14 orang Wisatawan WNA dan 10 orang WNI ini melakukan snorkeling, namun salah seorang wisatawan asal China diduga kelelahan setelah snorkeling dan tiba-tiba pingsan. Saat itu juga korban langsung dievakuasi dan tiba di Dermaga Marina pukul 12.10 lalu dilarikan ke RS Siloam menggunakan Ambulance KKP Labuan Bajo. Namun, saat tiba di RS Siloam, korban dinyatakan sudah meninggal" jelas Frans. 

 

Memantau kondisi kecelakaan wisatawan tekait, Frans menegaskan tetap secepatnya bekoordinasi dengan berbagai otoritas terkait untuk menangani korban dan terus memperkuat SOP terkait keamanan dan keselamatan wisata bahari. 

 

"Secepatnya kami koordinasikan dengan lintas pemangku kepentingan yang ada di Labuan Bajo. Musibah yang terjadi di kawasan perairan Labuan Bajo ini menjadi peer kita bersama untuk secepatnya memastikan bahwa SOP kepariwisataan diterapkan dengan tepat kedepannya, seperti memastikan riwayat kesehatan wisatawan, ketersediaan P3K, jaminan asuransi kecelakaan wisata, mengupgrade skill para tour guide untuk penanganan cepat pada wisatawan yang mendadak sakit, selain dari menggunakan TA/TO yang terdaftar resmi" tegas Frans. 

 

Jenazah korban pagi ini (12/02/2024) telah diberangkatkan ke Bali untuk dikremasi dan selanjutnya diberangkatkan ke negaranya. Biaya proses pemulangan jenazah korban ditanggung oleh pihak travel agent terkait.

 

Sekali lagi kami mengimbau kepada para wisatawan yang hendak melakukan aktivitas wisata berisiko di kawasan Labuan Bajo untuk memperhatikan hal-hal berikut: 

1. Mencari referensi legalitas operasional travel agent, tour operator, kapal wisata yang terdaftar resmi. 

2. Melakukan cek dan recek terkait kondisi iklim yang tepat untuk berlibur ke pulau. 

3. Memastikan kondisi badan fit dan mampu beraktivitas dengan baik. Apabila ada keluhan, untuk segera melaporkan ke guide atau bisa mengecek kondisi di fasilitas kesehatan puskesmas maupun rumah sakit. Memberikan informasi riwayat kesehatan kepada operator wisata sehingga dapat diantisipasi perlakuan kesehatan khusus apabila diperlukan. 

4. Menyimpan nomor kontak darurat agar tau harus menghubungi siapa saat mengalami musibah selama dalam perjalanan atau dapat menghubungi layanan PPID BPOLBF di nomor whatsapp 081138794555.

 

 

----------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Bahasa Isyarat Indonesia, Langkah Pengembangan Pariwisata Inklusif di Labuan Bajo Flores

  Labuan Bajo, 19 September 2024-  Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkolaborasi dengan Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISIND...

thumbnail

Wana Rhapsodya: Event Musik di Tengah Keindahan Alam Parapuar

  Labuan Bajo, 18 Oktober 2024- Dalam rangka meningkatkan brand awareness Parapuar dan menciptakan event baru di Labuan Bajo, Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kre...

thumbnail

Festival Lamaholot: Jembatan Melestarikan Budaya dan Persaudaraan

  Labuan Bajo, 17 Oktober 2024-  Festival Lamaholot kembali digelar di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival Lamaholot sendiri merupakan salah satu fes...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami