Labuan Bajo, 18 Juni 2025-
Dalam rangka memperkuat sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan dan pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo Flores yang aman, nyaman, dan berkelanjutan serta sebagai upaya menyikapi isu-isu strategis terkait penyelenggaraan pariwisata, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Stakeholders Meeting atau Forum Stakeholder pada Rabu, (18/6/2025) di Ruang Rapat Florata, Kantor BPOLBF di Labuan Bajo.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk membangun kesepahaman bersama antar pemangku kepentingan pariwisata, sekaligus merespons berbagai isu aktual dalam perkembangan pariwisata di kawasan Labuan Bajo dan sekitarnya.
Dalam sambutannya, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menekankan pentingnya penguatan sinergi lintas pemangku kepentingan serta peningkatan sistem keamanan guna memastikan keselamatan sebagai fokus utama dalam pengembangan pariwisata.
“Pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas stakeholder menjadi landasan utama dalam menciptakan pengelolaan pariwisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, peningkatan standar keamanan aktivitas wisata, transportasi lokal, serta penguatan rambu dan signage keselamatan perlu menjadi perhatian bersama. Selain itu, dibutuhkan sistem penanganan pengaduan wisatawan yang profesional dan responsif guna memastikan kualitas layanan dan menjaga kepercayaan wisatawan terhadap destinasi” ungkap Frans.
Lebih lanjut, Frans menjelaskan terkait upaya nyata dalam mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, yakni dengan dilaksanakannya Gerakan Wisata Bersih (GWB) secara massif yang melibatkan seluruh instansi di Kabupaten Manggarai Barat, dengan frekuensi pelaksanaan setiap satu hingga dua bulan sekali. BPOLBF juga akan menginisiasi GWB secara internal yang dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan kolaborasi berbagai pihak terkait, guna menciptakan lingkungan pariwisata yang bersih dan nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat setempat.
Senada, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Fransiskus Sales Sodo mengatakan, untuk menekan penggunaan sampah plastik di Labuan Bajo dan sekitarnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 16 tahun 2025 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.
“Sebagai bentuk komitmen dalam menjaga keberlangsungan lingkungan, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah mendeklarasikan pembatasan sampah plastik melalui penerbitan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 16 tahun 2025 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. Kebijakan ini diperkuat dengan langkah-langkah edukatif yang menyasar sekolah sebagai upaya membangun kesadaran lingkungan sejak dini, pelibatan aktif komunitas, relawan, dan penggiat lingkungan, hingga instansi pemerintah dalam berbagai gerakan wisata bersih yang menjadi kekuatan kolektif dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ucap Fransiskus.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian Mathaus, menjelaskan sejumlah langkah strategis yang dilakukan pihak Imigrasi dalam mendukung meningkatnya arus wisatawan. Salah satunya adalah dengan memperluas penerimaan visa honorable dan menghadirkan kemudahan layanan melalui sistem permohonan visa secara daring. Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan program Golden Visa (Second Home Visa) yang memungkinkan wisatawan asing memiliki hunian kedua di wilayah ini, sehingga turut mendorong peningkatan potensi investasi.
Permohonan visa secara online tidak hanya mempermudah akses, tetapi juga berdampak positif terhadap peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor keimigrasian. Dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan, turut diluncurkan program ekonomi sirkular, termasuk pemanfaatan area belakang Kantor Imigrasi Labuan Bajo untuk penanaman dan pengelolaan sampah plastik, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Dukungan terhadap pariwisata yang berkualitas juga diperkuat melalui pengawasan yang efektif dan pendekatan restoratif. Seiring dengan tren wisata “Tour the Flores”, peningkatan infrastruktur menjadi krusial demi memastikan kenyamanan perjalanan wisatawan.
Sebagai langkah antisipatif terhadap dampak letusan Gunung Lewotobi Laki Laki, Kantor Imigrasi juga telah melakukan imbauan kepada warga negara asing (WNA) untuk segera memperpanjang izin tinggal guna menghindari penumpukan orang di bandara.
Menutup forum Stakeholders Meeting ini, beberapa isu strategis turut dibahas, seperti isu terkait potensi bencana alam, termasuk letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur yang saat ini dalam status awas. Gunung tersebut kembali mengalami erupsi pada 17 Juni 2025, pukul 17.35 WITA, dengan menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi kurang lebih 10.000 meter ke udara.
Isu erupsi Lewotobi ini menjadi perhatian penting bagi para pemangku kepentingan, khususnya dalam upaya mitigasi risiko dan kesiapsiagaan bencana demi menjamin keselamatan wisatawan serta keberlangsungan aktivitas pariwisata di Pulau Flores.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Manggarai Barat, Maria Seran, menyampaikan langkah-langkah yang dilakukan BMKG dalam mengantisipasi dampak erupsi Gunung Lewotobi. Terkait erupsi tersebut, BMKG akan terus memberikan pembaruan informasi mengenai persebaran abu vulkanik untuk mendukung upaya mitigasi dan keselamatan masyarakat.
“Informasi terkait sebaran abu Lewotobi dikeluarkan melalui 2 informasi antara lain berita Sistem Informasi Geofisika, Meteorologi, Klimatologi, dan Tsunami (SIGMAT) merupakan berita sebaran abu yang bersifat prediktif melalui penandaan poligon dan informasi hasil pantauan citra satelit (real time). Berdasarkan citra Satelit didapati bahwa sebaran abu telah tersebar sampai wilayah NTB, artinya Labuan Bajo sudah ditutupi. Dan terkait erupsi Lewotobi BMKG akan selalu mengupdate persebaran Abu vulkanik dari Gunung Lewotobi” ucap Maria.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, disepakati komitmen untuk memperkuat kolaborasi lintas instansi melalui pembangunan sistem aksi bersama dalam menghadapi isu-isu prioritas, seperti pengelolaan sampah, keamanan wisata, dan isu lainnya. Untuk menjaga kesinambungan komunikasi dan sinergi, akan dijadwalkan pertemuan rutin, baik secara formal maupun informal (seperti forum coffee morning).
Pertemuan selanjutnya akan diarahkan pada pembahasan isu-isu tematik secara lebih mendalam, khususnya terkait pengelolaan sampah, optimalisasi pendapatan daerah dari sektor pariwisata, serta peningkatan layanan kesehatan terbatas bagi wisatawan, termasuk ketersediaan ambulans dan sistem rujukan medis. Dalam upaya peningkatan keselamatan dan kenyamanan wisatawan, perlu disusun SOP yang lebih detail untuk berbagai aktivitas wisata. Hal ini sejalan dengan kebutuhan optimalisasi sistem keselamatan di darat dan laut, termasuk identifikasi beberapa titik rawan kecelakaan di perairan Labuan Bajo.
Forum stakeholder ini menghasikan kesepahaman dan komitmen untuk mengelola dan memastikan kepariwisataan Labuan Bajo Flores yang aman, bersih, sehat, tanggap, cerdas, nyaman, bermartabat dan berkelanjutan.
Turut hadir dalam pertemuan ini Perwakilan Kapolres Manggarai Barat, Perwakilan Balai Taman Nasional Komodo, Perwakilan KSOP Labuan Bajo, Perwakilan Unit Penyelenggara Bandar Udara Komodo, Kantor Karantina Labuan Bajo, Kantor Bea dan Cukai Labuan Bajo, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Labuan Bajo.
-------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores