Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) yang diselenggarakan oleh Badan Otorita Borobudur (BOB), 1 s.d. 4 Desember 2020.
Hadir secara virtual dalam Rakor ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, serta hadir langsung Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves; Odo R. M. Manuhutu, Inspektur Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf); Restog Krisna Kusuma, Koordinator Advokasi Pemerintah Pusat; Dwi Satriyanto, Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi Sekretariat Kabinet; Agustina Murbaningsih, Direktur Utama Gelora Bung Karno; Winarto, Direktur Utama BOPLBF; Shana Fatina, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB); Indah Juanita.
Berlangsung di Hotel Mariot, Yogyakarta, Rakor yang mengusung tema "Penguatan Badan Otorita dan Pengembangan Pariwisata" ini bertujuan untuk meningkatkan dan menunjang sistem koordinasi kinerja dari tiap Badan Otorita Pariwisata yang sudah dibentuk, serta membahas isu strategis dalam pengembangan pemasaran, dan pengelolaan kawasan pariwisata di masing-masing destinasi zona otoritatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusbandio dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap berbagai sendi kehidupan, termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bahkan sektor pariwisata diakui sebagai sektor yang paling terdampak sehingga paling lama untuk pulih.
"DNA pariwisata adalah perjalanan dan pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Imbas dari pandemi ini menyebabkan penurunan arus kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) maupun wisatawan domestik di berbagai destinasi, termasuk Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo", ucap Wishnutama.
Sektor Pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Data World Travel & Tourism Council (WTTC) menyebutkan bahwa sektor pariwisata menyumbang sebesar USD 13.9 Billion atau sekitar 197,2 Triliun rupiah.
Lebih lanjut, Menparekraf Wishnu menambahkan mengenai kreatifitas dan pelayanan harus dikembangkan untuk menjadi kekuatan utama kebangkitan pariwisata. Menurutnya, kreatifitas dan pelayanan adalah aspek yang tidak bisa diganti dengan digital.
Rakor juga diikuti secara langsung maupun virtual oleh 100 orang dari kalangan direksi dan pegawai dari 3 Badan Otorita (BO) yaitu Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Badan Otorita Danau Toba (BODT), serta Badan Otorita Borobudur (BOB) yang menjadi tuan rumah kegiatan kali ini.
Sementara Dirut BOPLBF Shana Fatina dalam Rakor tersebut mengungkapkan, Rakor kali ini menjadi titik temu ide dan strategi dari tiga Badan Otorita (BO) untuk pengembangan pariwisata di masing-masing kawasan otorita.
"Pada kesempatan rakor ini, kami berupaya melakukan koordinasi dengan sesama Badan Otorita (BO) lainnya berupaya meneruskan visi pengembangan pariwisata yang telah diamanahkan pemerintah pusat kepada kami daerah pariwisata super prioritas. Hasil rakor pada hari ini akan kami kumpulkan dan analisa sehingga dapat dirumuskan menjadi kebijakan strategis dalam rencana terpadu pengembangan pariwisata menuju destinasi kelas dunia", pungkas Shana.