Tingkatkan Ketahanan Sektor Pariwisata Terhadap dampak Cuaca Ekstrem, Labuan Bajo Jadi Pilot Project Penyediaan Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak

Created at 2024-09-17

 

Labuan Bajo, 17 September 2024- Upaya Pemerintah untuk meningkatkan ketahanan sektor pariwisata terhadap dampak cuaca ekstrem terus dilakukan. Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang memiliki potensi resiko tinggi, terutama untuk aktivitas bahari yang mengandalkan informasi cuaca menjadi pilot project IBF (Impact Based Forecast)/Penyediaan Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak. 

Upaya penyediaan Sistem IBF ini dilakukan sebagai bentuk respon terhadap berbagai kecelakaan wisata yang kerap terjadi di Destinasi Pariwisata, salah satunya di Labuan Bajo. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama-sama merancang Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (Impact Based Forecast/IBF) yang diharapkan dapat meminimalisir dampak kecelakaan sektor pariwisata di Labuan Bajo. 

IBF sendiri merupakan paradigma prakiraan cuaca yang menyertakan informasi dampak dan respon. Sistem ini tidak hanya memprediksi kondisi cuaca tetapi juga memberikan informasi tentang dampak cuaca terhadap aktivitas wisata. Informasi ini dikeluarkan pada saat yang dibutuhkan seperti saat ada potensi cuaca signifikan/ekstrem yang memberikan dampak dan tidak regular seperti prakiraan cuaca konvensional. 

Menindaklanjuti diskusi awal tentang IBF di Sektor Pariwisata Labuan Bajo yang telah dilaksanakan pada 20 Agustus 2024 lalu di Jakarta, BMKG dan Kemenparekraf membuka pembahasan atau diskusi lebih lanjut mengenai berbagai aspek kebencanaan karena faktor cuaca mulai dari pengumpulan data historis dan integrasi data pariwisata terkini, seperti kejadian bencana, jumlah pengunjung, dan informasi terkait lainnya yang akan dianalisa guna mengidentifikasi parameter kerentanan, keterpaparan, dan bahaya di setiap lokasi wisata untuk penyediaan sistem informasi prakiraan cuaca berbasis dampak di Labuan Bajo. 

Berbagai data dan informasi ini digali melalui Focus Group Discussion Penyediaan Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (Impact Based Forecast/IBF) di Sektor Pariwisata Labuan Bajo yang dilaksanakan pada Selasa dan Rabu, 17 - 18 September di Zasgo Hotel Labuan Bajo. 

Dalam sambutannya, Frans Teguh, Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyampaikan bahwa ketersediaan data informasi yang akurat dan informatif untuk mendukung sistem ini sangat diperlukan karena Labuan Bajo Flores adalah salah satu DPSP yang termasuk dalam destinasi wisata berisiko tinggi dengan aktivitas wisata di perairan yang seringkali berpotensi dampak, baik kecelakaan maupun ketidaknyamanan. 

"Hari ini kita harus bisa memastikan adanya ketersediaan data informasi yang akurat dan informatif. Mengapa kami dari Kemenparekraf mendorong Labuan Bajo untuk sistem ini? Karena Labuan Bajo masuk sebagai salah satu DPSP dengan karakter destinasi yang memiliki resiko tinggi dengan aktivitas wisata di kawasan perairan yang seringkali berpotensi dampak, baik kecelakaan maupun ketidaknyamanan. Hal ini harus diantisipasi secara baik. Kami berharap, sistem ini bisa sekaligus menjadi bagian dari replikasi bilamana sistem IBF ini berhasil bisa menjadi contoh untuk destinasi-destinasi lain," Jelas Frans. 

Fans Teguh juga menambahkan, aspek kebencanaan perlu dikomunikasikan sehingga bisa dikolaborasikan bersama. Kecelakaan yang kerap terjadi berdampak kepada reputasi Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata yang aman dan nyaman. Berbagai informasi terkait gangguan atau kecelakaan membuat citra dan rating pariwisata Labuan Bajo Flores secara keseluruhan dianggap berisiko tinggi yang jika diantisipasi dengan baik sejak dini, bisa meningkatkan rasa rasa aman dan nyaman. 

"Kecelakaan yang beberapa kali terjadi di Labuan Bajo tentu berdampak kepada reputasi Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata yang aman dan nyaman karena dianggap mempunyai resiko keamanan yang tinggi. Nah, jika resiko-resiko ini bisa kita antisipasi dengan baik, bisa meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Kami berharap, sistem yang sedang dirancang ini bisa menjadi modal bagi pengelola pariwisata kita. Dengan kerja konkret ini, kita bisa meningkatkan kayakinan bahwa SDM kita bisa menghasilkan pelayanan yang optimal untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Tourism is a businees tetapi semua pihak harus ikut berkontribusi dalam meningkatkan pengembangan pariwisata yang dihadirkan di Labuan Bajo Flores," tambah Frans. 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Ida Pramuwardhani menyampaikan, BMKG tidak hanya berfokus kepada cuaca saja tetapi juga memberikan informasi lainnya seperti Tsunami Early Warning System. Untuk prakiraan yang BMKG sediakan adalah prakiraan yang sebetulnya  sudah diexpertise atau keahlian oleh Forecaster (Prakiraan) di Labuan Bajo. 

"Tidak hanya berfokus kepada cuaca saja, BMKG sebetulnya sudah memberikan informasi seperti Tsunami Early Warning System. Untuk prakiraan yang kami sediakan adalah prakiraan yang juga sudah diexpertise oleh Forecaster di Labuan Bajo. Kami sudah berkunjung ke stasiun BMKG Komodo untuk berkoordinasi terkait alur penyiapan layanan dan sudah ada informasi background knowledge yang dibuat oleh Forecaster BMKG," ungkap Ida. 

Ida juga menjelaskan bahwa informasi cuaca yang BMKG sampaikan melalui media sosial juga merupakan salah satu cara BMKG dalam mengisi dan mempermudah akses informasi cuaca supaya lebih tepat sasaran, mengingat informasi cuaca ini sangat dibutuhkan oleh para wisatawan dan mereka sangat peduli terhadap kondisi cuaca. BMKG juga telah berkoordinasi terkait rencana penempatan layar monitor BMKG yang bisa menampilkan informasi infografis cuaca di Bandara Komodo Labuan Bajo. 

Peluncuran sistem IBF merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata Indonesia. Dengan informasi cuaca yang lebih akurat dan terperinci, diharapkan pariwisata Indonesia semakin berkembang dan berkelanjutan.

 

------------------

Sisilia Lenita Jemana 

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Semarak Labuan Bajo Waterfront Festival 2024, Tampilkan Keindahan Flores dan Budaya Lokal

  Labuan Bajo, 16 November 2024- Semarak Event Labuan Bajo Waterfront Festival (LBWF) yang diselenggarakan oleh Hotel Meruorah Labuan Bajo dan didukung oleh Badan P...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo 2024: Pesona Kekayaan Budaya Desa Wisata Manggarai Barat

  Labuan Bajo, 10 November 2024-  Semarak Event Unggulan di Desa Wisata 2024 (Senandung Dewi) untuk pertama kalinya diselenggarakan di wilayah Floratama di de...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo: Event Desa Wisata Sebagai Etalase Budaya Nusantara

  Labuan Bajo, 07 November 2024-  Dalam rangka mendorong pengembangan dan promosi desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami