Labuan Bajo, 02 Agustus 2024-
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Green Event di Labuan Bajo Flores, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Panitia Festival Golo Koe dan jejak.in melakukan Rapat Koordinasi Perhitungan Carbon Offsetting (upaya mengurangi karbon di satu tempat untuk mengimbangi emisi karbon di tempat yang lain). Rakor digelar secara daring, Kamis (01/08/2024) sore dihadiri oleh BPOLBF, Tim Direktorat Event Daerah Kemenparekraf, Tim Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Tim Jejak.in, dan Panitia Festival Golo Koe. Jejak.in sendiri merupakan platform yang bertujuan untuk membantu mengatasi beberapa masalah lingkungan dengan mengurangi emisi atau jejak karbon dengan solusi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT).
Pada rapat ini, BPOLBF, Kemenparekraf, Panitia Festival Golo Koe dan Tim Jejak.in bersama-sama membahas upaya untuk mengurangi emisi karbon dan pelestarian lingkungan terutama pada event yang sebentar lagi akan diselenggarakan di Labuan Bajo, yakni Festival Golo Koe. Rapat ini juga menekankan pentingnya pariwisata berkelanjutan, perhitungan emisi yang akurat sebagai potensi pengimbangan karbon.
Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF sekaligus Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Frans Teguh menyampaikan bahwa rakor ini bertujuan untuk mewujudkan skema Net Zero Emission atau Emisi Nol Bersih pada Festival Golo Koe yang mengacu pada situasi di mana jumlah jejak karbon yang bersumber dari aktivitas manusia tidak melebihi jumlah emisi yang dapat bumi serap.
"Hari ini kita mau memastikan tindak lanjut dari rapat beberapa waktu lalu yang mana kita mendorong agar Festival Golo Koe dapat menerapkan skema perhitungan karbon dan akan kita kompensasikan dengan sebuah gerakan ekologis. Kami mengharapkan teman-teman jejak.in dapat membantu kita untuk mewujudkan skema tersebut sehingga Festival Golo Koe ini dapat kita pastikan kontribusinya kepada emisi dan upaya apa yang dapat kita lakukan untuk mencapai Net Zero Emission (skema 0 emisi karbon)." jelas Frans.
Mendukung gagasan tersebut, Bogar Baskoro selaku Business Development Director Jejak.in menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung penyelenggaraan event Festival Golo Koe menuju Green Event yang fokus pada Net Zero Emission.
"Kami siap untuk support kegiatan menuju Green MICE yang fokus pada Net Zero Emission dan untuk menuju ke sana, pertama-tama kita harus tau baseline dari berapa emisi yang dihasilkan selama festival berlangsung dan yang kedua, karena saat ini sudah dilakukan juga beberapa gerakan ekologis sebelum puncak penyelenggaraan festival, maka tim jejak.in juga dapat mulai menghitung estimasi dari serapan karbon yang bisa dihasilkan dari program ekologis ini." papar Baskoro terkait langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perhitungan jejak emisi karbon tersebut.
Menyambung diskusi tersebut, Romo Ignasius Viares, Pr. selaku Ketua Seksi Acara Festival Golo Koe juga menyampaikan beberapa update program ekologis yang telah dilakukan Keuskupan Ruteng dalam menyongsong penyelenggaraan Festival Golo Koe 2024 sehingga dapat menjadi gambaran awal bagi Tim jejak.in.
"Beberapa waktu lalu panitia sudah terinfo terkait adanya program perhitungan emisi ini sehingga setiap Ketua Seksi saat ini telah memulai untuk mengumpulkan data-data yang dapat mendukung proses perhitungan jejak karbon ini nantinya. Sebagai informasi juga, sejak tahun 2023 telah dilakukan berbagai kegiatan yang bertema ekologis seperti penanaman pohon termasuk pada festival tahun 2023 lalu. Kemudian menyongsong Festival Golo Koe tahun 2024 kegiatan yang sama juga dilakukan panitia, yaitu melakukan penamaman pohon di sekitar Kawasan Waterfront yang merupakan venue utama dari penyelenggaraan festival ini jelas Romo Ignas.
Sebagai tindak lanjut dari Rakor ini, BPOLBF bersama Panitia Festival Golo Koe akan mengumpulkan data potensi penggunaan karbon seperti venue, jumlah transportasi yang digunakan dan jumlah target peserta atau wisatawan yang mengikuti festival ini serta informasi-informasi lain yang diperlukan seperti program-program ekologi yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari penyelenggaraan Festival Golo Koe 2024 ini.
Sebagai penutup, Frans Teguh juga menyampaikan bahwa Program Perhitungan Carbon Offsetting ini dapat menjadikan Festival Golo Koe sebagai prototipe penyelenggaraan Green Event untuk event-event lainnya di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
"Kita ingin program ini benar-benar menjadi bagian dari cara kita untuk mendorong pariwisata yang lebih berkualitas, bekelanjutan, dan lebih hijau. Kita juga mengharapkan ini bisa menjadi model atau prototipe bagi event-event lain yang diselenggarakan di Labuan Bajo Flores, terutama lagi tema yang diangkat dalam Festival Golo Koe ini sangat relevan dengan isu-isu ekologis yang sudah dimulai dan dirintis oleh Keuskupan" tutup Frans.
---------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores