Berkunjung ke Desa Gurusina, BPOLBF Dorong Pengembangan Pariwisata Otentik Berbasis Budaya

Created at 2025-06-08

 

Bajawa, 08 Juni 2025- 

Sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berbasis budaya di Pulau Flores, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melakukan kunjungan kerja ke Desa Wisata Gurusina, Jumat, (6/6/2025). 

Kampung Adat Gurusina merupakan salah satu kampung adat tertua yang berada di Lembah Jerebu'u, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Gurusina terletak 16 km dari Aimere dan 21 km dari Kota Bajawa, tepat di lereng Gunung Inerie. 

Desa Gurusina dikenal sebagai salah satu kampung adat yang masih mempertahankan kearifan lokal dan tradisi leluhur. Terdapat 32 rumah adat tradisional yang masing-masing mewakili satu suku di kampung tersebut, menjadi simbol keragaman dan kekayaan budaya masyarakat Ngada. Selain Kampung Adat Bena, Gurusina menjadi destinasi favorit wisatawan, terutama wisatawan mancanegara asal Eropa, dengan lonjakan kunjungan tertinggi terjadi pada periode Mei hingga September setiap tahunnya. 

Dalam kunjungan tersebut, Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan bahwa Desa Wisata Gurusina merupakan bukti keberagaman warisan Flores, baik dari sisi alam maupun tradisi budayanya. 

“Desa Wisata Gurusina merupakan warisan budaya yang sangat berharga, tidak hanya bagi Flores, tetapi juga bagi Indonesia. Pengembangan desa ini juga sebagai bukti bahwa daya tarik pariwisata tidak hanya bertumpu pada keindahan alam, tetapi juga pada kekayaan budaya. Pengembangan desa ini sekaligus menjadi langkah untuk memperkenalkan keragaman budaya Flores kepada dunia,” ungkap Frans. 

Lebih lanjut, Frans menambahkan bahwa Desa Gurusina sebagai salah satu desa binaan BPOLBF telah mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas destinasi, serta berkomitmen untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat desa setempat sehingga dapat secara mandiri melakukan tata kelola destinasi yang baik dengan mengedepankan keunggulan budaya dan potensi ekonomi lokal yang ada di Desa Gurusina. 

“Gurusina merupakan salah satu desa binaan BPOLBF dan juga telah masuk menjadi satu dari 30 Desa Wisata dalam Travel Pattern Desa Wisata Floratama, dimana BPOLBF turut mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui berbagai bentuk dukungan kolaboratif yang telah dan akan dilakukan, seperti untuk kedepannya BPOLBF akan menyelenggarakan Webinar Series Penguatan Kapasitas Pelaku Pariwisata di Desa Wisata Floratama, Forum Rapat Koordinasi, Fasilitasi Sarana dan Prasarana Desa Wisata, serta Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Desa Wisata yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, daya saing, dan keberlanjutan destinasi wisata di Gurusina, serta memberdayakan masyarakat lokal agar dapat berperan aktif dalam pengelolaan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan”, tambah Frans. 

Berdasarkan catatan kunjungan kerja BPOLBF di Desa Wisata atau Kampung Adat Gurusina, Desa Wisata ini  pernah mengalami kebakaran  pada 13 Agustus 2018 lalu, yang menyebabkan 27 rumah adat, tiga ngadu (tiang upacara adat), dan tiga bhaga hangus terbakar. Tragedi ini tidak hanya meninggalkan duka, tetapi juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk mendorong pentingnya mitigasi bencana serta penguatan aspek keselamatan dan keamanan dalam pengelolaan desa wisata. 

Kini, rumah-rumah adat telah dibangun kembali, menjadikan Kampung Adat Gurusina sebagai ikon wisata budaya yang menarik minat wisatawan melalui sejarah dan nilai-nilai adat yang masih terjaga. Sejalan dengan itu, lembaga adat menerapkan aturan kunjungan (do's and don’ts), sementara pengelolaan pengunjung dijalankan secara aktif oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). 

Selain daya tarik budaya, Gurusina juga memiliki potensi ekonomi lokal melalui komoditas unggulan seperti kopi robusta, cengkeh, kakao, dan kemiri. Masyarakat melalui Pokdarwis juga menyampaikan harapan agar ada dukungan pelatihan bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata, khususnya pelatihan tata boga (kuliner) dan pelestarian wastra lokal seperti tenun tradisional. 

Gurusina juga menjadi pusat pelaksanaan upacara budaya tahunan Reba yaitu perayaan tahun baru masyarakat Ngada, yang berlangsung di pelataran kampung adat dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman budaya yang otentik. 

Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Desa Wisata Gurusina lebih dalam, selain menikmati kearifan lokal dan eksotisme rumah adat, tersedia pula aktivitas trekking yang dipandu oleh pemandu lokal sambil menyusuri panorama indah kampung ini. Jalur trekking dimulai dari Kampung Bena di Tiworiwu, dilanjutkan ke Kampung Tololela, kemudian menuju Kampung Gurusina, dan berakhir di Pemandian Air Panas Alam Malanage. 

Sepanjang perjalanan jalur trekking, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang memukau, mulai dari megahnya Gunung Inerie hingga beragam jenis tanaman dan aktivitas pertanian masyarakat setempat.

 

 

------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor, BPOLBF Kembali Gelar Forum Stakeholder Pariwisata Labuan Bajo

  Labuan Bajo, 18 Juni 2025-  Dalam rangka memperkuat sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan dan pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo...

thumbnail

JELAJAH GASTRONOMI LOKAL NTT; Potensi Gastronomi NTT Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

  Labuan Bajo, 16 Juni 2025-  Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mendorong pengembangan sektor pariwisata yang berbasis pada potensi lo...

thumbnail

Exclusive Post-Tour Experience, Peserta BBTF Lakukan Green Action di Parapuar

  Labuan Bajo, 14 Juni 2025 -  Para Buyers (pembeli) dalam Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 tiba di Labuan Bajo pada Sabtu, (14/06/2025) pagi. Kedata...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami