Labuan Bajo, 13 November 2025 — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) turut hadir dalam kegiatan Sosialisasi dan Advokasi Rencana Penanggulangan Bencana Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo tahun 2025–2029 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bertempat di Bintang Flores Hotel, Labuan Bajo pada Kamis 9 (13/11/2025) pagi.
Kegiatan ini merupakan bagian penting dari upaya memperkuat sinergi lintas sektor dalam membangun ekosistem pariwisata yang aman, nyaman, dan tangguh terhadap bencana di destinasi super prioritas nasional (DPSP) Labuan Bajo.

Dalam sambutannya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Y.A. Nabu, menegaskan bahwa dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) menjadi bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan Labuan Bajo yang tangguh bencana.
“Labuan Bajo bukan hanya kebanggaan masyarakat Manggarai Barat, tetapi juga kebanggaan nasional. Dari kemolekan alamnya, kita harus sadar bahwa ada potensi bencana yang perlu diantisipasi. Melalui dokumen RPB ini, kami berkomitmen untuk mewujudkan destinasi yang aman dan nyaman bagi semua pihak,” ujar Laurensius.

Senada dengan itu, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menyampaikan bahwa kesiapan destinasi pariwisata tidak hanya diukur dari keindahan dan fasilitasnya, tetapi juga dari ketangguhannya dalam menghadapi risiko bencana.
“BPOLBF menjalankan mandat pengembangan kawasan Parapuar sebagai destinasi pariwisata terpadu yang ramah lingkungan, aman, dan inklusif. Kami juga berperan koordinatif dalam pengembangan dan promosi pariwisata di Flores, Alor, Lembata, dan Bima. Untuk itu, penting bagi seluruh pihak memastikan bahwa destinasi pariwisata harus bersih, aman, dan nyaman,” ungkap Dwi Marhen Yono.
Dwi Marhen Yono juga menambahkan bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan bagian dari keberlanjutan pembangunan destinasi pariwisata super prioritas.
“Seluruh pihak di Labuan Bajo telah menunjukkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana, seperti penanganan tanah longsor di Wae Rebo dan kecelakaan kapal di wilayah maritim. Kolaborasi lintas sektor akan memperkuat upaya ini,” tambahnya.
Dari pihak BNPB, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana, Nadhirah Seha Nur, S.P., M.Si, menyampaikan bahwa penyusunan dokumen RPB ini telah melalui proses diskusi panjang bersama berbagai pemangku kepentingan di pusat dan daerah.
“Labuan Bajo memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, namun juga potensi risiko bencana yang perlu dikelola dengan baik. Dokumen RPB diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun rencana pembangunan daerah, seperti RPJMD, sehingga tercipta pariwisata yang aman, tangguh, dan berkelanjutan,” jelas Nadhirah.
Kegiatan ini turut diisi dengan paparan kajian teknis RPB oleh Tri Rahayu Wulansari, S.T., M.T., selaku Senior Legal and Policy Specialist Program Siap Siaga, serta sesi diskusi interaktif yang melibatkan perwakilan pemerintah, lembaga, dan pelaku industri pariwisata.
BPOLBF menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan BNPB, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mewujudkan destinasi Labuan Bajo yang tangguh bencana, berdaya saing, dan berkelanjutan sebagai bagian dari pilar pembangunan pariwisata nasional.
-------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores