Labuan Bajo, 29 April 2025 –
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menggelar Forum Stakeholder Kepariwisataan sebagai wadah strategis untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Labuan Bajo dan Flores. Forum ini menghadirkan para pelaku usaha, perwakilan pemerintah daerah, akademisi, komunitas lokal, media, tokoh masyarakat, serta mitra pembangunan sebagai bentuk komitmen bersama dalam mengakselerasi transformasi pariwisata Labuan Bajo Flores yang berkualitas.
Forum yang dilaksanakan di Kantor BPOLBF pada Selasa (29/04/2025) pagi ini menjadi momentum penting untuk pertukaran informasi antar stakeholder, mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak, menyelaraskan program kerja, serta membangun jejaring kolaboratif dalam mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing global.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menyampaikan bahwa forum ini merupakan bagian dari upaya implementasi prinsip pentahelix dalam tata kelola destinasi serta untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam merancang langkah-langkah strategis.
“Kami percaya bahwa pariwisata yang berkualitas hanya dapat dicapai jika seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama. Forum ini menjadi ruang terbuka untuk berbagi gagasan, menyelaraskan visi, dan memperkuat ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Forum ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi lintas sektor dalam merancang langkah-langkah strategis untuk mewujudkan pariwisata Labuan Bajo Flores yang tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga lestari secara sosial dan ekologis.” ujar Frans.
Lebih lanjut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto yang juga hadir dalam forum ini menyampaikan beberapa data kepariwisataan. KSOP mencatat bahwa pada tahun 2021, keberangkatan kapal wisata di Labuan Bajo adalah 8 ribu, tahun 2022 menjadi 20 ribu, tahun 2023 menjadi 30 ribu, dan tahun 2024 kembali mengalami peningkatan menjadi 35 ribu kapal wisata. Peak seasion terjadi di hari Senin dan Jumat. Ia juga menyampaikan beberapa data seperti rasio kecelakaan pelayaran yang semakin menurun di Labuan Bajo.
"Kita sudah berhasil menurunkan rasio kecelakaan. Dari sekian ratus ribu kapal, rasio kecelakaan kapal di Labuan Bajo adalah 0,03%, artinya setiap 100 ribu keberangkatan kapal, hanya 3 kejadian kedaruratan. Kecelakaan pelayaran di Labuan Bajo 2023 dan 2024 adalah zero lost of life atau tidak ada korban jiwa." jelas Stefanus.
Dalam forum ini juga dibahas sejumlah isu strategis seperti penguatan kapasitas SDM pariwisata lokal, promosi destinasi, peningkatan standar layanan, pengelolaan lingkungan dan budaya secara berkelanjutan, serta penguatan rantai pasok. BPOLBF juga menyampaikan sejumlah program prioritas dan potensi kolaborasi yang dapat dikembangkan bersama mitra daerah maupun nasional. Melalui forum ini, BPOLBF menegaskan komitmennya sebagai katalisator pembangunan pariwisata di kawasan otoritatif dan koordinatif, serta sebagai jembatan antara kebijakan pusat dan kebutuhan daerah.
Beberapa kesimpulan pada forum ini yaitu bahwa sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Labuan Bajo dan kawasan Flores memiliki potensi yang sangat besar. Namun, masih terdapat sejumlah tantangan yang harus segera diatasi agar transformasi pariwisata yang berkelanjutan bisa terwujud.
Beberapa isu utama yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama adalah persoalan pengelolaan sampah yang belum optimal, rantai pasok produk lokal yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan kebutuhan sektor pariwisata, serta kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal layanan dan hospitality. Selain itu, lama tinggal wisatawan masih didominasi oleh aktivitas di laut, termasuk tinggal di kapal (Live on Board), sehingga dampak ekonomi langsung bagi pelaku usaha dan masyarakat di darat masih belum maksimal. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi BPOLBF dalam menyusun strategi pengembangan destinasi ke depan.
"Kami berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat, dalam menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut demi mewujudkan pariwisata Labuan Bajo dan Flores yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat lokal." tutup Frans.
Forum yang kemudian dilanjutkan dengan Halal Bihalal dan Syukuran Paskah ini dihadiri oleh Kepala KSOP Labuan Bajo, Direktur Politeknik eLBajo Commodus, Manager PLN UP3, Puspas Keuskupan Labuan Bajo, DPC Nahdatul Ulama, DPMPTSP, KPH, Gahawisri, Ketua HIPMI Mabar, Ketua Kadin Mabar, IFPRO, perwakilan Bandara Komodo, Kepala Sekolah SMKS Stella Maris, SMKN 3 Komodo, dan rekan-rekan media.
--------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores