Labuan Bajo, 9 Desember 2025 — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggelar Rapat Diseminasi Hasil Survei Preferensi dan Profil Wisatawan Labuan Bajo 2025 sebagai tindak lanjut pelaksanaan Passenger Exit Survey pada 18–26 November 2025 di Bandar Udara Internasional Komodo. Survei ini merupakan bentuk kolaborasi strategis antara BPOLBF, Badan Pusat Statistik Manggarai Barat, Politeknik eLBajo Commodus, serta Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat. Kolaborasi ini mencakup penyepakatan variabel survei, harmonisasi metodologi, serta komitmen bersama untuk memastikan kualitas dan konsistensi data pariwisata Labuan Bajo.

Rapat diseminasi turut menghadirkan Kepala BPS Manggarai Barat, Ikhe Suryaningrum, yang memaparkan konsep dan peran Survei Tematik Kepariwisataan. Ia menjelaskan bahwa survei tematik dirancang untuk mengkaji isu atau fokus tertentu dalam sektor pariwisata yang tidak tercakup secara rinci dalam survei rutin, sehingga data yang dihasilkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan berbasis bukti. Dalam penjelasannya, ia menekankan pentingnya pendekatan tematik untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih tajam dan relevan bagi pemangku kepentingan.
"Survei tematik kepariwisataan dirancang khusus untuk mengkaji satu tema atau isu tertentu dalam sektor pariwisata. Survei ini memfokuskan pengumpulan data pada aspek-aspek tertentu yang tidak tercakup detail dalam survei pariwisata rutin” jelas Ikhe
Salah satu fokus utama rapat adalah pemaparan hasil survei, termasuk temuan mengenai perilaku wisatawan. Pada aspek sumber informasi, media sosial tercatat menjadi saluran dominan dalam mempengaruhi keputusan perjalanan ke Labuan Bajo. Sebanyak 68,1% wisatawan nusantara dan 52,6% wisatawan mancanegara menjadikan Instagram, TikTok, dan Facebook sebagai referensi utama. Laporan menunjukkan konsistensi antara tahun 2024–2025, tanpa perubahan perilaku signifikan. Ketergantungan pada platform digital justru semakin kuat, seiring dominannya kunjungan wisatawan dari kelompok Gen Z dan Milenial.
Pada aspek perilaku pemesanan digital, terjadi pergeseran penting dalam cara wisatawan menyusun perjalanan. Jika pada 2024 wisatawan nusantara lebih banyak memesan melalui Online Travel Agent (OTA), pada 2025 terjadi perubahan signifikan ke arah pemesanan langsung ( Direct Booking ). Persentase wisatawan nusantara yang melakukan pemesanan langsung mencapai 53,1%, melampaui OTA yang kini berada pada 36,3%.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menegaskan bahwa hasil survei ini merupakan fondasi penting bagi pemerintah dan industri pariwisata dalam merancang kebijakan, inovasi, serta strategi pemasaran yang sesuai dengan perubahan perilaku pasar.
“Data ini bukan sekadar angka, melainkan panduan bagi kita semua untuk meningkatkan kualitas destinasi dan memastikan pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo dirasakan secara merata. Temuan ini akan menjadi acuan dalam pengembangan produk wisata baru, penguatan kolaborasi lintas sektor, dan peningkatan kualitas layanan di setiap titik kontak wisatawan. Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Labuan Bajo akan terus tumbuh sebagai destinasi unggulan Indonesia yang berdaya saing internasional,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat, Chrispin Mesima, menyampaikan bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Survei Wisatawan 2025, mulai dari lama tinggal, pola belanja, tingkat kunjungan, hingga aspek pelestarian budaya menjadi komponen penting dalam menilai keberlanjutan pembangunan pariwisata di daerah.
Rapat diseminasi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, otoritas bandara, KSOP Labuan Bajo, maskapai penerbangan, akademisi, pelaku industri pariwisata, serta sejumlah asosiasi terkait.
-----
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik BPOLBF
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores