Lembata, 9 Oktober 2025- Festival Lamaholot 2025 terus berlanjut dengan semangat pelestarian budaya yang kuat. Setelah pembukaan resmi pada Selasa (7/10/2025) lalu, rangkaian kegiatan berlanjut di Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu dan Kamis (8-9/10/2025). Desa ini menjadi salah satu pusat kegiatan utama festival yang menampilkan beragam atraksi budaya dan tradisi warisan leluhur masyarakat Lembata.
Setelah sebelumnya para pengunjung disuguhi penampilan budaya dan keindahan alam desa Atakore, kegiatan hari kedua (09/10/2025) difokuskan pada kunjungan ke Dapur Alam Ina Kar, destinasi unggulan di wilayah Atakore yang menyimpan nilai sejarah dan budaya tinggi. Dalam kunjungan ini, rombongan dari Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Pemerintah Kabupaten Lembata dan panitia festival meninjau langsung lokasi tersebut. Hadir dalam rombongan, Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono yang disambut hangat melalui penjemputan adat dan tarian penyambutan oleh masyarakat Desa Atakore.
Peninjauan dilakukan bersama Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir, didampingi Asisten II, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Camat Atadei, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata, serta para tua adat.
Dapur Alam Ina Kar dikenal sebagai situs warisan budaya yang digunakan secara turun-temurun untuk ritual syukur panen dan permohonan berkat bagi musim tanam berikutnya. Keunikan tradisi ini bahkan telah menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Masyarakat Atakore secara rutin memanfaatkan lubang alami di lokasi tersebut untuk memasak hasil bumi dan ternak. Proses memasaknya sangat khas, bahan makanan dibungkus dengan daun atau plastik, lalu ditutup dengan jerami dan batu. Cara ini menghasilkan cita rasa yang renyah, beraroma khas, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata kuliner berbasis budaya.
Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir, menegaskan pentingnya menjaga dan mengembangkan kekayaan adat seperti Dapur Alam Ina Kar agar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kekayaan adat dan budaya seperti Dapur Alam Ina Kar ini merupakan potensi besar yang harus dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan agar mampu memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Lembata. Skala prioritas kita ke depan adalah bagaimana mempromosikan budaya dan keindahan desa wisata kita di tingkat nasional maupun mancanegara”, ujar Wabup Lembata tersebut.
Sementara itu, Dwi Marhen Yono, Plt. Dirut BPOLBF, menyampaikan komitmen BPOLBF untuk terus mendukung pengembangan potensi budaya dan pariwisata di Lembata.
”Dapur Alam Ina Kar adalah keunikan yang otentik dan memiliki nilai jual tinggi bagi pariwisata. Namun, memang masih dibutuhkan penguatan fasilitas dasar di lokasi ini. Pengembangan amenitas perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi nilai keluhuran dan keaslian budayanya” ungkap Marhen.
Ia juga menambahkan bahwa keindahan Desa Wisata Atakore, budaya, dan adat istiadatnya yang begitu meneduhkan hati harus terus dijaga, dirawat, dan disajikan sebagai atraksi wisata.
”Esensi dari pariwisata adalah kebahagiaan, ketika wisatawan datang dan merasa bahagia, maka kita pun akan bahagia”, imbuhnya.
Usai peninjauan ke Dapur Alam Ina Kar sebagai salah satu atraksi unggulan Atakore, rombongan Festival Lamaholot melanjutkan kegiatan menyaksikan pertunjukan tarian adat yang menjadi bagian dari rangkaian festival.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten II Setda Kabupaten Lembata, Kepala Satpol PP, Camat Atadei, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata, para tua adat, dan masyarakat Desa Atakore yang bersama-sama menyukseskan jalannya festival budaya ini.
-—-
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores