Labuan Bajo, 17 Juli 2025 –
Rangkaian Floratama (Plus) Destination Leadership Program (FDLP) yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) telah memasuki pembelajaran kedua (modul 2) dan diikuti secara daring, Selasa (16/07/2025) oleh seluruh peserta dan panitia FDLP sebagai bagian dari penguatan tata kelola destinasi melalui peningkatan kapasitas kepemimpinan pariwisata.
Menghadirkan narasumber Frans Teguh, Staf Ahli Menteri Pariwisata RI Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, sesi ini mengusung tema “Destination Management, Destination Governance & Leadership, Visitor Management & Tourism Ecosystem” yang mengupas tuntas prinsip-prinsip utama dalam mengelola destinasi secara berkelanjutan.
Dalam pembelajaran tersebut, Frans Teguh menekankan bahwa pendekatan pengelolaan destinasi harus bertumpu pada nilai-nilai dasar kepariwisataan yang berakar pada kekuatan lokal.
"DNA kepariwisataan tercermin dalam nilai-nilai keunikan, kekhasan, keberlanjutan budaya lokal, dan faktor pembeda yang menjadi kekuatan utama serta pembentuk suasana khas suatu destinasi. Perpaduan antara rasa keterikatan terhadap tempat dan hubungan antarmanusia menjadi dasar dalam merancang pola ruang aktivitas, sarana, dan layanan pariwisata. Semua ini sebaiknya berakar pada potensi sosial budaya, kehidupan masyarakat, serta keseimbangan lingkungan", ungkap Frans.
Frans juga mengajak peserta untuk melihat kepemimpinan destinasi bukan hanya dari sisi manajerial, tetapi juga sebagai upaya kolektif yang berlandaskan kolaborasi dan nilai keberlanjutan.
Sementara itu, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menegaskan bahwa peningkatan kapasitas seperti ini merupakan investasi jangka panjang untuk kemajuan destinasi Floratama dan sekitarnya.
"Pembelajaran FDLP adalah langkah nyata untuk membentuk pemimpin-pemimpin destinasi yang memahami pentingnya keseimbangan antara pelestarian dan pemanfaatan alam. Ini sejalan dengan misi BPOLBF dalam menjadikan Flores, Lembata, Alor, dan sekitarnya sebagai destinasi pariwisata premium yang bertanggung jawab secara sosial dan ekologis," ujar Marhen.
Sesi ini juga menjadi ruang refleksi dan diskusi strategis bagi para peserta, baik dari unsur masyarakat, pelaku pariwisata, maupun perwakilan pemerintah daerah. Dengan penguatan pengetahuan tentang manajemen pengunjung, tata kelola destinasi, dan ekosistem pariwisata, peserta diharapkan dapat membangun ekosistem pariwisata lokal yang inklusif, adaptif, dan berbasis pada nilai.
------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores