Labuan Bajo, 07 Mei 2025 -
Pulau Flores sebagai kawasan yang terhubung langsung dengan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo memiliki khasanah budaya yang menarik untuk dieksplorasi. Tradisi warisan leluhur yang masih terjaga mulai dari ritual adat, tarian, religiusitas, hingga warisan kuliner. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengajak kita semua untuk mengenal lebih dekat lagi khasanah gastronomi khas Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai, Timur) yang mencerminkan tradisi, sejarah, dan kearifan lokal masyarakat setempat. Salah satunya adalah Rebok.
Rebok merupakan salah satu makanan khas Manggarai Raya yang biasanya dijadikan sebagai cemilan. Terbuat dari tepung beras atau tepung jagung, parutan kelapa, gula aren, dan telur, rebok seringkali dihidangkan sebagai pendamping Kopi Tuk ketika upacara adat atau sebagai makanan untuk menyambut tamu yang sedang berkunjung kerumah-rumah warga. Rebok adalah camilan yang memiliki nilai budaya dan ikatan emosional mendalam bagi masyarakat setempat. Lebih dari sekadar makanan, Rebok mencerminkan semangat kebersamaan, kerja keras, dan penghormatan terhadap warisan leluhur.
Rebok juga masuk dalam 10 Gastronomi Lokal Manggarai, yang sudah dilaunching saat peringatan World Tourism Day pada 27 September 2024 lalu. Selaras dengan satu dari 5 program unggulan dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Pariwisata Naik Kelas yang meliputi penguatan produk wisata Gastronomi (Wisata Kuliner), Marine (Wisata Bahari), dan Wellness Tourism (Wisata Sehat), yaitu wisata berbasis minat khusus yang saat ini semakin digalakkan, yang bertujuan untuk memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkualitas yang tidak hanya menawarkan keindahan alam dan pengalaman budaya, tetapi juga menawarkan wisata bergaya hidup sehat dan menyatu dengan alam.
Plt Direktur BPOLBF, Frans Teguh, menyatakan bahwa pelestarian kuliner tradisional seperti Rebok merupakan bagian penting dari strategi pembangunan pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Pulau Flores dan kawasan sekitarnya memiliki banyak sekali potensi wisata yang bisa digali. Menurut Frans, banyak hal yang bisa dinikmati wisatawan saat berwisata. Selain menikmati daya tarik alam, berburu kuliner juga menjadi salah satu aktivitas yang diminati wisawatan saat berlibur.
"Kuliner lokal adalah identitas budaya yang harus kita jaga dan promosikan. Rebok bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang cerita dan nilai-nilai kearifan lokal yang menyertainya, yang jika dinarasikan dengan baik secara konten maupun kemasan akan menjadi tarik tersendiri bagi wisatawan. BPOLBF berkomitmen untuk mendukung pelestarian dan promosi kuliner warisan lokal, seperti salah satunya Rebok yang juga menjadi bagian dari penguatan daya tarik pariwisata yang autentik dan berkelanjutan." ujar Frans Teguh.
Sedikit bercerita, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai, Aloisius Jebarut mengatakan, Rebok adalah makanan tradisional Manggarai yang dulu populer karena dijadikan oleh-oleh bagi pelajar atau mahasiswa yang merantau. Sehingga rebok sebenarnya tidak sekadar makanan, tetapi juga pernyataan cinta ibu pada anak-anaknya.
"Mungkin agak melankolis, tetapi mengingat proses pengolahannya yang panjang sehingga menghasilkan cita rasa yang sangat khas, Rebok menjadi penyemangat karena dijadikan oleh-oleh bagi pelajar atau mahasiswa yang merantau. Sehingga rebok sebenarnya tidak sekadar makanan, tetapi juga pernyataan cinta ibu pada anak-anaknya," Jelas Aloisius.
Menurut Aloisius, jauh sebelum rebok dari tepung beras banyak diproduksi, rebok jagung adalah variasi olahan asli pendahulu dan biasanya dinikmati oleh generasi tua yang sudah tidak lagi bisa mengkonsumsi latung cero (bulir-bulir jagung tua yang disangrai).
"Yang membuat rebok sangat digandrungi adalah karena makanan olahan ini tahan lama dan tidak basi atau berjamur." Jelas Aloisius.
Dilansir dari media floresku.com, pengolahan Rebok membutuhkan waktu berjam-jam, sehingga kemampuan dan keberhasilan seseorang dalam membuat Rebok dengan baik patut diparesiasi. Inilah mengapa Rebok mempunyai sensasi yang kuat untuk mempererat kekeluargaan, lantaran masyarakat Manggarai sangat memahami bagaimana lelahnya mengolah jagung dan beras hingga menjadi Rebok, sehingga mereka sangat menghargai orang yang membuat makanan tradisional ini.
Sebagaimana disebutkan bahan utama Rebok tradisional adalah tepung jagung atau beras. Namun, siapa pun dapat mengkombinasikan dengan bahan lainnya. Secara ringkas proses pembuatan Rebok adalah sebagai berikut:
1. Masukkan tepung beras, kelapa parut, telur, dan vanili dalam satu wadah
2. Aduk hingga rata
3. Remas-remas adonan hingga kalis atau tidak lengket menyerupai gumpalan-gumpalan kecil
4. Siapkan wajan tanpa minyak
5. Masukkan adonan ke dalam wajan
6. Sangrai adonan hingga berwarna coklat muda
7. Sebelum disajikan, tambahkan gula pasir jika si kecil suka manis.
----------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores