Labuan Bajo, 20 Oktober 2025—
Menjelang pelaksanaan Forum Koordinasi Pembangunan Wilayah Berbasis Penataan Ruang Bali–Nusa Tenggara di Labuan Bajo, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan melakukan kunjungan kerja ke lokasi Transmigrasi Lokal Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat pada Senin (20/10/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau pelaksanaan Tim Ekspedisi Patriot (TEP) sekaligus menjadi forum awal untuk membahas strategi penyelarasan kebijakan pengembangan kewilayahan di Labuan Bajo. Hadir dalam kegiatan tersebut Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang, Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, perwakilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), serta Kepala Desa Macang Tanggar.

Kunjungan kerja ini juga merupakan bagian dari rangkaian Forum Koordinasi Penataan Ruang Bali–Nusa Tenggara yang diselenggarakan oleh Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan bekerja sama dengan Perkumpulan Pelaku Kebijakan dan Manajemen Tata Ruang Indonesia (SPASI). Forum yang akan berlangsung di Meruorah Komodo pada Selasa (21/10/2025) tersebut bertujuan memperkuat keterpaduan kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah, sekaligus mendorong pelaksanaan agenda prioritas nasional di kawasan timur Indonesia. Melalui forum ini, pemerintah berupaya menyinergikan arah RPJMN 2025–2029 dengan RPJMD provinsi, kabupaten, dan kota di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Pendekatan berbasis tata ruang yang terintegrasi diharapkan dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan selaras dengan karakteristik masing-masing wilayah.

Dalam kunjungan kerja hari ini, Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang Kemenko PMK, Nazib Faizal, menyampaikan komitmen pemerintah dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Labuan Bajo dan sekitarnya, melalui pendekatan lintas sektor dan berbasis kebutuhan riil masyarakat.
“Flores punya tempat tersendiri bagi saya. Untuk perbaikan jalan, penanganannya akan kita upayakan bersama. Pemerintah Pusat memang menangani jalan nasional, sementara jalan di kawasan perdesaan menjadi kewenangan Pemkab dan Pemprov. Meski begitu, kami tetap berusaha untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencarikan jalan keluar”, Ujar Nazib Faizal.
Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan tentang pentingnya sinergi lintas sektor dalam pengembangan kawasan.
“Untuk sektor peternakan, pengembangan sapi perlu difokuskan agar Labuan Bajo bisa menjadi pusat pertanian dan peternakan yang maju. Kami akan segera mencari dukungan pendanaan untuk itu. Ke depan, sektor pertanian harus mampu memasok kebutuhan pangan pariwisata di Labuan Bajo, seperti sayur-sayuran, beras, dan lainnya. Semua dari Flores, untuk Flores, oleh Flores. Dan terkait infrastruktur digital, kami juga akan bersurat kepada pihak Telkomsel agar segera menindaklanjuti persoalan jaringan yang hari ini kami rasakan masih belum optimal”, tambah Faizal.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan kawasan secara menyeluruh, sektor pariwisata turut menjadi perhatian dalam kunjungan kerja ini. Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menekankan pentingnya inovasi dalam penyusunan paket wisata yang terintegrasi dengan potensi lokal masyarakat. Menurutnya, pengembangan pariwisata tidak hanya tentang destinasi, tetapi juga tentang bagaimana pengalaman wisata dapat menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat.
“Pengalaman wisata yang berbasis pada aktivitas masyarakat lokal akan memberikan kesan yang lebih mendalam bagi pengunjung. Membuat paket wisata berbasis pengalaman, misalnya wisata memetik kopi, bisa menjadi pengalaman otentik yang menarik bagi wisatawan. Selain itu, aktivitas trekking, menjemur kopi, hingga menikmati hasil olahan yang mereka buat juga menjadi daya tarik yang bisa ditawarkan. Hari ini menjadi momentum penting untuk melihat langsung kondisi di lapangan, sehingga ke depan dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan sekaligus memperkuat ekonomi berbasis pariwisata di Labuan Bajo – Flores”, ungkapnya.
Kunjungan kerja hari ini juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Kepala Desa Macang Tanggar, Jamaludin Dalu, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Tim dari Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan yang dinilainya sebagai hal luar biasa dan baru pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Ia berharap kunjungan ini dapat menjadi momentum untuk menjawab berbagai persoalan dan kebutuhan warga di kawasan transmigrasi Desa Macang Tanggar, yang selama ini belum terselesaikan. Dengan penuh harapan, pihak desa menitipkan amanah kepada para pemangku kepentingan agar kondisi wilayah mereka dapat menjadi perhatian dalam agenda pembangunan ke depan.
Forum ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta menghadirkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah timur Indonesia.
-------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores