Kembangkan Desa Wisata di Flores, BOPLBF Benchmark di Yogyakarta

Created at 2020-12-14
Yogyakarta, 14 Desember 2020 – Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) mengadakan kegiatan Fasilitasi Peningkatan Desa Wisata Untuk Pemula di Yogyakarta, 5 s.d. 8 Desember 2020.
Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari tersebut melibatkan 12 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dari tiga Kabupaten di Flores (Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur).
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina, secara terpisah mengatakan, kegiatan yang melibatkan 12 BUMDes ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, referensi, dan keahlian para pengelola desa wisata/daya tarik wisata di wilayah koordinatif BOPLBF dalam mengembangkan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.
“Saatnya kita membangun dari desa. Dan Pariwisata saat ini menjadi sektor yang paling memungkinkan itu. Kita perkuat teman-teman BUMDes di 3 Kabupaten ini supaya kedepannya desa mampu mengelola pariwisatanya sendiri dan sudah pasti meningkatkan perekonomian masyarakat di desa-desa wisata yang dikelola BUMDes nya”.
Melalui kegiataan Fasilitasi Peningkatan Desa Wisata Untuk Pemula ini, Shana mengajak para pelaku dan pengelola desa wisata/daya tarik wisata untuk dapat mengambil pelajaran sebanyak mungkin, tak hanya itu Shana juga berharap dengan kegiatan ini para pelaku dan pengelola desa wisata/daya tarik wisata dapat mempraktekan semua yang telah dipelajari tanpa menghilangkan ciri khas dan orisinalitas dari desa dan destinasi wisata di tiap daerahnya.
“Saya harapkan dari kegiatan ini para pengelola desa wisata/daya tarik wisata dapat mengamati, meniru serta memodifikasi temuan-temuan lapangan (di desa wisata/daya tarik wisata unggulan) dalam rangka meningkatkan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang dikelola oleh mereka, dan segera mempraktikan apa yang telah didapat selama benchmark di Yogyakarta,” tutupnya.
Kepala Divisi Pemasaran, Raisa Lestari Niloprabowo mengungkapkan, pemilihan peserta yang merupakan POKDARWIS dan BUMDes dari 3 Kabupaten di Flores ini tak lepas dari peran serta mereka nantinya sebagai pengelola desa wisata. Menurut Raisa, keterlibatan POKDARWIS dan BUMDES akan menjadi pijakan di dalam pengembangan objek wisata.
“Mereka adalah salah satu garda terdepan dalam pengembangan sektor pariwisata di Desa masing-masing. Pemerintah, dalam hal ini BOPLBF, hanya memfasilitasi para peserta untuk meningkatkan kapabilitasnya. Pada akhirnya, peningkatan kapabilitas BUMDes/Pokdarwislah akan dapat dinikmati masyarakat desa setempat,” Ungkap Raisa.
 
Raisa Lestari menjelaskan, dalam kegiatan ini para pengelola desa wisata/daya tarik wisata mendapatkan kesempatan untuk mempelajari desa wisata/daya tarik wisata unggulan secara langsung yang mencakup tiga hal yang dapat meningkatkan desa wisata/daya tarik wisata, yaitu Metode pengelolaan desa wisata/daya tarik wisata unggulan, Mutu pelayanan kepada wisatawan pengunjung desa wisata/daya tarik wisata unggulan, dan Kerjasama lintas sektor (Pemerintah, Pengelola, dan Masyarakat).
“Kegiatan ini kami selenggarakan sebagai bagian dari usaha untuk memperkuat produk wisata di Flores. kami berharap desa wisata di beberapa kabupaten Flores dapat belajar secara langsung mulai dari business model maupun manajemen tata kelola keuangan dari pengelola desa wisata di Yogyakarta yang telah sukses dan berhasil menjual produk wisata desanya."
Selain itu menurut Raisa, ilmu yang didapat para peserta nanti dapat lebih mudah untuk diaplikasikan oleh para pengelola desa wisata dan juga terbangun jejaring/network di antara pengelola desa wisata agar dapat terus bertukar pikiran dan berdiskusi. Dalam kegiatan tersebut, BUMDES dari 3 kabupaten ini diajak mengunjungi beberapa desa seperti studi banding program Desa Wisata Nglanggeran, Desa Candi Borobudur, dan Studi Banding Program di De Loano Gampling.
Yohannes, salah peserta yang berasal dari Desa Golo Loni, Manggarai Timur, mengungkapkan kegiatan benchmark di Yogyakarta ini memberikan manfaat yang sangat besar terutama dalam sistem pengelolaan desa wisata.
 
“Kami sangat berterima kasih kepada BOPLBF yang telah mengadakan kegiatan ini dan mengajak kami langsung ke Desa Wisata di Yogyakarta, dimana kami dapat Belajar dan melihat secara langsung pengelolaan Desa Wisata di Yogyakarta. Selain itu, kami juga mendapat banyak sekali masukan untuk pengembangan Desa kami kedepannya dan semoga dapat segera diimplementasikan langsung di desa kami," Ujar Yohannes yang juga merupakan Kepala Desa Golo Loni, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur.
thumbnail

Semarak Labuan Bajo Waterfront Festival 2024, Tampilkan Keindahan Flores dan Budaya Lokal

  Labuan Bajo, 16 November 2024- Semarak Event Labuan Bajo Waterfront Festival (LBWF) yang diselenggarakan oleh Hotel Meruorah Labuan Bajo dan didukung oleh Badan P...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo 2024: Pesona Kekayaan Budaya Desa Wisata Manggarai Barat

  Labuan Bajo, 10 November 2024-  Semarak Event Unggulan di Desa Wisata 2024 (Senandung Dewi) untuk pertama kalinya diselenggarakan di wilayah Floratama di de...

thumbnail

Senandung Dewi Labuan Bajo: Event Desa Wisata Sebagai Etalase Budaya Nusantara

  Labuan Bajo, 07 November 2024-  Dalam rangka mendorong pengembangan dan promosi desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami