Labuan Bajo, 19 September 2025 —
Sebagai lembaga yang diberi mandat untuk melakukan akselerasi pengembangan pariwisata di Labuan Bajo dan Flores, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) turut hadir dan terlibat memberikan dukungan dalam penyelenggaraan Seminar Internasional bertajuk “Questioning Tourism: The Role of Catholicism in Asia Tourism” yang berlangsung sejak 17 September hingga 20 September 2025 mendatang di Aula Gedung Utama Timur (GUT) lantai 5, Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng.
Seminar internasional yang merupakan kolaborasi antara Unika Santu Paulus Ruteng dan Initiative for the Study of Asian Catholics (ISAC) ini menghadirkan akademisi, pemimpin gereja dari dalam dan luar negeri, pejabat pemerintah, serta berbagai pemangku kepentingan pariwisata untuk berdialog mengenai masa depan pariwisata Asia dalam perspektif Katolik dan budaya lokal. Tujuan khusus dari konferensi ini adalah menggali berbagai topik dan analisis mengenai bagaimana pariwisata dan kekatolikan saling memengaruhi, memberi dampak, menantang, atau bahkan mendefinisikan ulang satu sama lain, terutama dalam konteks Asia. Total presenter dalam seminar ini adalah 18 orang dari berbagai negara seperti Indonesia, Jepang, Korea, Amerika, Filipina, Singapura, dan China.
Dalam sesi pembukaan pada 17 September 2025, para tokoh yang hadir menyampaikan pandangan penting terkait tema seminar ini. Dr. Michel Chambon, Asia Research Institute, National University of Singapore, Founding coordinator of ISAC, menegaskan bahwa kekatolikan dan kepariwisataan adalah dua hal yang saling beririsan.
“Kekatolikan dan kepariwisataan adalah dua entitas yang telah beririsan sejak lama. Nilai-nilai kekatolikan misalnya, dapat memberikan pedoman dalam pengembangan pariwisata yang berpihak pada alam, budaya, dan masyarakat sehingga terwujud pariwisata yang berkelanjutan”, jelasnya.
Sementara itu, Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic.Theol., Rektor Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi sangat penting demi pengembangan pariwisata yang holistik dan berkelanjutan.
“Ini adalah seminar internasional kedua tentang kepariwisataan dengan tema Questioning Tourism. Kegiatan ini menggarisbawahi betapa strategis dan mendesaknya pembahasan tentang pengembangan pariwisata yang holistik. Kami berharap konferensi ini membawa banyak pertanyaan, masukan, dan pedoman bagi arah pengembangan pariwisata yang baik, khususnya untuk Flores” jelas Romo Manfred.
Hadir pada kesempatan tersebut, Heribertus Nabit, Bupati Manggarai, Ia menambahkan bahwa Pemda Manggarai menyambut baik kegiatan ini karena sangat relevan untuk menjaga arah pembangunan pariwisata tetap berada pada jalur yang benar.
"Kami menyambut para pembicara dan partisipan dengan salam hangat. Budaya dan agama adalah dua pilar penting dalam pariwisata Manggarai. UNIKA Ruteng membawa tema yang sangat relevan dan penting pada saat yang tepat, untuk menjaga arah pembangunan pariwisata tetap berada pada jalur yang benar”, jelasnya.
Senada, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono menekankan pentingnya forum internasional seperti ini dalam memperkaya arah pembangunan pariwisata di Indonesia maupun Asia.
“Pariwisata adalah ruang perjumpaan lintas budaya, agama, dan nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu, seminar internasional ini menjadi kesempatan penting untuk saling bertukar gagasan dan pengalaman, sekaligus memperkuat komitmen kita membangun pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat”, ungkapnya.
Setelah sesi pembukaan, acara ini berlanjut dengan Gala Dinner yang menjadi ajang silaturahmi antara para pembicara, peserta, dan tamu undangan. Turut hadir Wakil Bupati Manggarai Timur, jajaran narasumber, para dosen Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng, jajaran Pemerintah Daerah Manggarai, stakeholder pariwisata, serta para mahasiswa. Kehadiran berbagai pihak ini mempertegas semangat kebersamaan dalam membangun pemahaman baru mengenai pariwisata berbasis iman dan budaya.
Dengan dukungan nyata ini, BPOLBF berharap seminar internasional dapat menghasilkan gagasan-gagasan segar dan konstruktif untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, serta memberi manfaat luas bagi masyarakat lokal di Flores maupun kawasan Asia secara lebih luas.
------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores