Labuan Bajo,12 Maret 2025-
Di tengah maraknya kuliner modern yang berinovasi masuk ke daerah, ada salah satu warisan kuliner tradisional yang tetap hidup dan menjadi simbol budaya bagi orang Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Warisan kuliner tersebut adalah Kolo yang merupakan nasi yang dicampur dengan kelapa parut, cabai, dan rempah-rempah lainnya yang dimasak menggunakan batang bambu. Hidangan ini biasanya disajikan dengan lauk seperti ikan bakar, ayam goreng serta sayur olahan seperti lomak atau urap sayur.
Kolo atau nasi bambu sendiri merupakan 1 dari 10 Daftar Gastronomi Lokal khas Manggarai, Flores NTT yang pernah dikeluarkan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Masuknya Kolo dalam daftar ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya kuliner tradisional sekaligus untuk promosi gastronomi dan bertujuan untuk menjaga keaslian resep warisan leluhur. Selain itu juga bisa membuka peluang untuk pengembangan pariwisata berbasis budaya, khususnya melalui wisata kuliner.
Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan, keaslian pangan lokal Manggarai seperti Kolo atau nasi bambu ini mencerminkan fondasi warisan budaya Manggarai untuk memperkuat pariwisata berbasis budaya dan pelestarian tradisi kuliner.
"Keaslian budaya yang diciptakan berdasarkan garis warisan leluhur dalam pangan lokal seperti nasi bambu ini patut dipertahankan. Masuknya Kolo dalam daftar gastronomi lokal khas Manggarai tidak hanya sekedar untuk mempromosikan nasi bambu kepada wisatawan dan masyarakat luas, tetapi juga untuk menjaga kelestariannya sebagai bagian dari identitas asli masyarakat Manggarai." ungkap Frans.
Frans juga menyampaikan bahwa upaya untuk melestarikan dan mengembangkan Gastronomi Lokal ini juga sejalan dengan promosi pariwisata berbasis budaya di Manggarai. Kuliner tradisional menjadi daya tarik unik yang dapat melengkapi pengalaman wisatawan, sekaligus mendorong pelestarian tradisi kuliner lokal. Kolo adalah bukti nyata bahwa budaya dan kearifan lokal dapat menjadi kekuatan besar dalam memajukan pariwisata yang berkelanjutan yang menjadi tanggung jawab kita bersama untuk terus menjaga, mengembangkan, dan mempromosikannya.
Sebagai kuliner khas Manggarai yang memiliki sejarah panjang sebagai makanan pokok warisan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi, Kolo tidak hanya menawarkan cita rasa unik dan menggugah selera, tetapi juga menjadi simbol kearifan lokal masyarakat Manggarai yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan tradisi leluhur yang menyimpan nilai-nilai budaya mendalam bagi masyarakat Manggarai.
Dalam adat Manggarai, Kolo sering dihidangkan ketika melaksanakan ritus adat seperti ketika pembukaan lahan baru, penti atau syukuran atas hasil panen, upacara tahun baru, serta ketika penyambutan tamu. Kehadiran nasi bambu dalam setiap ritus adat ini mengajarkan nilai-nilai penting seperti rasa syukur kepada Tuhan, kebersamaan dalam komunitas, dan penghargaan terhadap leluhur.
----------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores