7 September 2020-
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina melaksanakan rangkaian kunjungan ke 3 Kabupaten (Ngada, Nagekeo, Ende) selama 7 hari, tanggal 27 Agustus – 2 September 2020.
Kunjungan dilaksanakan dalam rangka konsolidasi guna mempererat dan memperkuat peran kabupaten lain untuk mendukung terwujudnya pariwisata super premium dan sekaligus menghadiri pelaksanaan Gerakan BISA. Dalam rangkaian kunjungannya tersebut Shana bertemu dengan Bupati Kab. Ngada, Paulus Saliwoa dan Bupati Kab. Nagekeo Johanes Don Bosco Do (29/8/2020).
Dalam pertemuannya dengan Bupati Ngada Paulus Soliwoa (29/8) pagi, Shana dan Bupati Paulus membahas beberapa agenda seperti dukungan penguatan destinasi dan kapasitas SDM kepariwisataan di Kab. Ngada.
Sore harinya Shana dan rombongan bertolak menuju Mbay, Kab. Nagekeo, meninjau beberapa lokasi pengembangan pariwisata Nagekeo, seperti rencana area wisata nomadic (camping ground), agrowisata dengan inovasi irigasi tetes, lokasi yang direncanakan menjadi titik rest area jalur Trans Flores, dan kunjungan ke kampung adat Nunu Ngongo.
Setelah meninjau beberapa lokasi tersebut di atas, malam harinya rombongan langsung menuju Rumah Jabatan Bupati Kab. Nagekeo di Mbay. Dalam pertemuan tersebut, Shana dan Bupati Johanes Don Bosco Do membahas mengenai aktivasi produk-produk wisata yang ada di Nagekeo sekaligus memperkuat konten digital untuk promosi pariwisata Nagekeo dan rencana pelaksanaan kegiatan padat karya berupa Gerakan BISA yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 12 September mendatang di Nagekeo.
Selain itu, kepada kedua Bupati Ngada dan Nagekeo, Shana membahas rencana penyusunan ITMP (Integrated Tourism Master Plan) Flores, Lembata, Alor, dan Bima yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Penyusunan ITMP tersebut akan didahului dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) yang diinisiasi BOPLBF melibatkan Gubernur NTT, seluruh Kepala Daerah wilayah koordinasi BOPLBF, dan para stakeholder yang segera dilaksanakan dalam waktu dekat.
Hasil Rakor tersebut akan menjadi landasan penyusunan ITMP di 11 Kabupaten di daratan Flores, Lembata, Alor, dan Bima.
Perjalanan kemudian dilanjutkan (30/8) meninjau beberapa titik lokasi wisata sejarah napak tilas Soekarno di pusat kota Ende. Kedatangan Shana sekaligus untuk memantau proses renovasi yang sedang berjalan di area Taman Renungan Soekarno dan sekaligus mengidentifikasi apa-apa saja yang masih diperlukan untuk memperkuat wisata Napak Tilas sejarah Bung Karno sebagai destinasi wisata yang sekaligus merupakan simbol sejarah bukan saja bagi masyarakat Ende, tetapi juga merupakan warisan sejarah bangsa Indonesia secara Nasional.
Siang hari, rombongan Direktur Utama BOPLBF menuju kawasan Taman Nasional (TN) Kelimutu untuk melaksanakan Gerakan BISA. Gerakan BISA merupakan gerakan padat karya yang kali ini melibatkan peserta dari masyarakat 3 desa penyangga di sekitar Kawasan Kelimutu (Desa Watu Raka, Desa Pemo, dan Desa Woloara Barat). Kegiatan ini bertujuan menata destinasi wisata menjadi Bersih, Indah, Sehat, dan Aman.
Gerakan BISA ini merupakan yang ke-3 kalinya yang dilaksanakan BOPLBF, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kab. Sikka dan Pulau Komodo Manggarai Barat.
Dalam sambutannya di Anjungan Persanggrahan Balai TN Kelimutu, Shana menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat yang dengan antusias menyambut pelaksanaa Gerakan BISA yang sekaligus merupakan pesan dari pemerintah pusat, sebagai bentuk komitmen Pemerintah Pusat agar pariwisata tetap dapat berjalan dan sekaligus menjadi cara menyampaikan kepada dunia bahwa kelimutu siap menyambut wisatawan!
Perjalanan kembali dilanjutkan (31/8), kali ini menuju Desa Destusoko Barat, bertemu Kepala Desa Destusoko Ferdinandus Watu (Nando), yang merupakan salah satu anak muda inspiratif yang memiliki komitmen kuat membangun pariwisata dari Desa.
Dalam diskusi santai bersama Nando dan kelompok pemuda desa Detusoko Barat tersebut, Shana mendorong Kepala Desa milenial tersebut untuk bersama-sama BOPLBF bersinergi mengidentifikasi kebutuhan pengembangan masyarakat dari beberapa sektor unggulan yang ada di desa tersebut untuk bisa memperkuat pengembangan sektor pariwisata, terutama bagaimana mendukung eksistensi para milenial desa tersebut untuk terus memperkuat literasi sejarah, budaya, dan pemanfaatan digital untuk penguatan informasi pariwisata desa setempat.
Siang harinya rombongan menuju Kecamatan Riung, Ngada. Perjalanan Rombongan Direktur Utama ke Riung kali ini dalam rangka meninjau kondisi lapangan dan sekaligus merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Bupati Ngada beberapa hari sebelumnya.
Kunjungan ke Riung dilaksanakan dalam rangka memastikan kesiapan Riung sebagai 1 dari 6 Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) yang ada di Indonesia sebagai destinasi wisata baru.
Dalam kunjungannya ke Riung Shana mengungkapkan, bahwa Riung sebagai KEE dan destinasi baru akan menjadi salah satu fokus perhatian BOPLBF. Kedatangan Shana ke wilayah tersebut juga untuk mengidentifikasi kebutuhan dasar aspek 3A (Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi) yang ada di Kecamatan tersebut. Selain itu, penguatan kapasitas SDM setempat, mempersiapkan masyarakatnya untuk dapat mendukung Riung sebagai destinasi wisata baru akan menjadi perhatian utama agar siap menuju kunjungan wisatawan.