Labuan Bajo, 30 April 2025-
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Diskoria (Diskusi Kolaborasi Bersama Media), forum jumpa pers bulanan yang melibatkan insan media ini membahas isu-isu strategis seputar pengembangan pariwisata di Labuan Bajo dan kawasan sekitarnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (29/04/2025) siang di Kantor BPOLBF, setelah penyelenggaraan Forum Stakeholder, Halal Bihalal, dan Syukuran Paskah 2025.
Diskoria edisi April 2025 ini mengangkat beberapa topik utama yang menjadi perhatian dan prioritas dalam pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas, antara lain: tren kunjungan wisatawan, survei market Labuan Bajo Flores, isu dan tantangan lingkungan pesisir, serta potensi dan penguatan wisata Religi Katolik di Pulau Flores yang terus digelorakan oleh BPOLBF.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh membuka sesi jumpa pers ini dengan memaparkan data terbaru mengenai tren kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Labuan Bajo sepanjang bulan Maret yang dihimpun dari lembaga terkait. Menurut data dari pihak Imigrasi di Pelabuhan total kedatangan via Pelabuhan ialah 4778 orang dengan 86 kewarganegaraan. Adapun Top 5 negara yang datang via Pelabuhan ialah: USA 1673 orang (35,01%), Philippines 805 orang (16,5%), Indonesia 343 orang (7,18%), New Zealand 282 orang (5,90%) dan Canada 275 orang (5,67%). Sedangkan dari pihak Imigrasi di Bandara Internasional Komodo ialah 2057 orang dengan 59 kewarganegaraan. Top 5 negara yang datang via Pelabuhan ialah: Malaysia 714 orang (34,71%), Singapura 286 orang (13,90%), Indonesia 176 orang (8,56%), Cina 161 orang (7,83%) dan USA 104 (5,06%).
Frans juga melanjutkan bahwa berdasarkan hasil survey BPOLBF pada beberapa hotel di Labuan Bajo, diketahui bahwa rata-rata LOS (Lenght of Stay) atau lama tinggal wisatawan selama periode maret ialah 2,15 dan wisatawan asal China mendominasi tingkat hunian ini.
"Berdasarkan hasil survey kami, secara umum rata-rata lama tinggal pada periode Maret ialah 2,15. Tamu yang menginap di kategori resort, hotel bintang 5, dan hotel bintang 4 itu rata-rata 2 malam, dan bintang 4 ke bawah di antara 2-3 malam. Pada periode Maret juta Negara China mendominasi tingkat hunian ini dengan presentasi 26.3%, Indonesia (21.1%), USA dan Singapura (10.5%), dan sebanyak 5.3% ditempati oleh negara Perancis, Eropa, Australia, Malaysia dan Singapura. Sementara tingkat hunian pada periode Maret 2025 untuk kategori resort ialah yang tertertinggi yaitu 43.5% dan Hotel Bintang 5 memiliki tingkat hunian terendah dengan 21.3%, sedangkan hotel bintang 4 tercatat memiliki tingkat hunian 30.4%. Hasil survei ini tentu menjadi acuan penting dalam menyusun strategi promosi yang lebih tersegmentasi dan berbasis data." papar Frans.
Topik yang tidak kalah menarik juga dibahas dalam Jumpa Pers ini adalah diskusi tentang pengembangan wisata religi Katolik di Pulau Flores, mengingat kekayaan budaya dan sejarah Katolik di Pulau Flores sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata yang otentik dan mendalam. Dan untuk memperkuat promosi wisata religi Pulau Flores, pada 15 Mei 2025 mendatang akan diadakan Table Top Wisata Religi Katolik Pulau Flores dan wilayah NTT lainnya yang akan mempertemukan Seller dan Buyers.
Hadir sebagai narasumber, Pater Marsel Agot SVD, Ketua Badan Peduli Taman Nasional Komodo dan Perairan Sekitarnya (BPTNK & PS), menyampaikan hal-hal yang mendasari gagasan pembentukan lembaga non profit ini. Ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dan lembaga-lembaga serupa dalam merawat warisan alam serta menciptakan harmoni antara konservasi dan pariwisata.
BPTNK PS sendiri merupakan organisasi non-profit yang berfokus pada pelestarian dan pengelolaan Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Badan atau Lembaga ini dibentuk di Labuan Bajo berdasarkan Surat Keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor: 315/KEP/2024 tanggal 20 September 2024 tentang Penetapan Pengurus BPTNK PS di Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2024-2029. Pembentukan badan ini juga merupakan upaya untuk membantu pemerintah dalam menyikapi berbagai problem serta merespon lebih cepat beragam isu dan dinamika yang berkembang di kawasan Taman Nasional Komodo.
"Lembaga ini dibentuk karena rasa keprihatinan dan perhatian kita kepada Taman Nasional Komodo yang kian hari semakin mendapat tekanan dari aktivitas wisatawan. Dalam kebersamaan kita bisa berjuang bersama. Kami berharap kehadiran badan ini dan kerja sama semua pihak kita bisa bahu membahu untk membangun lingkungan dan konservasi." jelas Pater.
Melalui Diskoria ini, BPOLBF tidak hanya berbagi informasi, tapi juga mendengar masukan dari rekan-rekan media sebagai mitra strategis dalam membangun narasi pariwisata berkualitas di Labuan Bajo Flores. BPOLBF berkomitmen untuk terus menghadirkan Diskoria sebagai wadah diskusi terbuka, kolaboratif, dan produktif bersama media demi mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
--------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores