Labuan Bajo, 15 Juni 2025-
Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Pemuda dan Olahraga bekerjasama dengan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI) Kab. Nagekeo menggelar event Lomba Pacuan Kuda (Dhugu Jarang) Piala Bupati Nagekeo 2025 pada (15–21 Juni 2025) lalu di Sirkuit Angin Laut Tonggurambang – Mbay, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Sebagai salah satu olahraga tradisional yang kaya akan nilai budaya, lomba Pacuan Kuda di Pulau Flores tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga merefleksikan sejarah warisan leluhur dan jati diri masyarakat setempat. Mengusung tema “Junjung Tinggi Pesahabatan dan Sportivitas”, lomba tahun ini mengangkat semangat keberanian dan nilai sportivitas yang telah menjadi karakter kuat masyarakat Nagekeo.
Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI) Kab. Nagekeo, Marselinus F. Ajo Bupu dalam sambutan pembukaan Pacuan Kuda Piala Bupati Nagekeo 2025 di Desa Tonggurambang, Minggu (15/06/2025) lalu, menyampaikan penyelenggaraan lomba pacuan kuda membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat di Nagekeo, terutama dampak positif terhadap ekonomi masyarakat di Desa Tonggurambang, Marapokot dan Kelurahan Mbay II.
"Pacuan kuda membawa banyak dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam bidang ekonomi. Kita bisa melihat begitu banyak pelaku usaha kuliner yang turut memeriahkan event ini. Selain berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat, pacuan kuda juga menjadi magnet pariwisata Kabupaten Nagekeo, terutama dengan melihat tingginya antusiasme peserta selama tiga tahun berturut-turut event tersebut diselenggarakan,” ujar Seli Ajo.
Promosi Destinasi Wisata Nagekeo
Event Pacuan Kuda ini dirancang sebagai agenda strategis tahunan nagekeo yang mengintegrasikan aktivitas olahraga, pelestarian budaya lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta promosi destinasi wisata Nagekeo. Pemerintah Kabupaten Nagekeo menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen untuk menciptakan ruang ekspresi masyarakat melalui pendekatan lintas sektor.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kab. Nagekeo, Silvester Teda Sada menyampaikan, pariwisata memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, tidak hanya melalui kunjungan wisatawan, tetapi juga melalui aktivitas ekonomi masyarakat yang mengikutinya.
"Di Nagekeo, sektor pariwisata terus menunjukkan geliat positif dengan mencatat peningkatan jumlah kunjungan dari berbagai daerah di nusantara maupun dari mancanegara. Selain itu, pergerakan wisatawan lokal pun menjadi perhatian penting karena turut memicu pendapatan masyarakat serta menggairahkan roda perekonomian, khususnya bagi para pelaku UMKM di sektor pariwisata. Even seperti Pacuan Kuda, misalnya, menjadi momen strategis untuk menciptakan pergerakan orang yang berdampak langsung pada peningkatan transaksi ekonomi lokal. Jika pola ini terus terbangun dan dikelola dengan baik, maka cita-cita menjadikan Nagekeo sebagai titik singgah, bahkan sebagai daerah tujuan wisata unggulan di masa depan, bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai,” Kata Silvester.
Tak hanya fokus pada olahraga, event Pacuan Kuda Piala Bupati Nagekeo 2025 juga dirancang untuk memberi dampak langsung terhadap sektor ekonomi kreatif. Selama pelaksanaan acara, masyarakat dan wisatawan dapat menikmati berbagai stand UMKM, produk lokal, kuliner khas, serta pertunjukan seni dan budaya. Hal ini diharapkan dapat mendorong perputaran ekonomi lokal dan memperkuat ekosistem pariwisata berbasis masyarakat.
Menanggapi pelaksanaan Lomba Pacuan Kuda (Dhugu Jarang) Piala Bupati Nagekeo 2025, Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan pariwisata berbasis budaya lokal.
"Lomba Pacuan Kuda (Dhugu Jarang) Piala Bupati Nagekeo 2025 bukan sekadar ajang olahraga tradisional, tetapi juga merupakan simbol kolaborasi dan semangat kebangkitan ekonomi kreatif lokal. BPOLBF mendukung penuh kegiatan ini karena selaras dengan misi kami dalam mengembangkan pariwisata berbasis budaya dan kearifan lokal. Melalui event ini, kita melihat bagaimana olahraga, seni, kuliner, dan produk UMKM dapat bersinergi membentuk ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Ini adalah wujud konkret dari pariwisata yang memberdayakan masyarakat dan merayakan identitas daerah," Ungkap Frans.
Event ini tak kurang diikuti lebih dari 142 ekor kuda dari berbagai kabupaten di NTT, seperti Sikka, Nagekeo, Ende, Manggarai Raya, Ngada, Sumba, Rote Ndao, Timor Raya, Bima - Nusa Tenggara Barat, Janeponto - Sulawesi Selatan.
--------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores