Labuan Bajo, 17 November 2025- Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Film, Animasi, dan Video, Deputi Bidang Kreativitas Media, bersama Mawatu Labuan Bajo, dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mendorong inisiatif bioskop alternatif di berbagai daerah di Indonesia, yang salah satu implementasi nyatanya diwujudkan melalui penyelenggaraan Sinema Rakyat di Kawasan Mawatu Labuan Bajo pada 14–15 November 2025 lalu. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata sinergi hexa helix antara pemerintah, komunitas kreatif, dan industri untuk menghadirkan alternatif ruang tontonan yang inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan, serta memperkuat ekosistem kreatif di tingkat daerah.

Selama dua hari penyelenggaraan, Sinema Rakyat menayangkan dua film yang mengangkat kekuatan narasi lokal dengan pesan sosial yang relevan dan inspiratif. Tegar (Aksa Bumi Langit) karya sutradara Anggi Frisca, ditayangkan pada hari pertama, menyoroti isu inklusi dan kesetaraan melalui semangat hidup yang berdaya. Pada hari kedua, film Kaka Boss (Imajinari Pictures) karya sutradara Arie Kriting, menghadirkan kisah tentang perjalanan menghadapi stigma sosial, dibalut komedi yang menyegarkan serta pesan tentang upaya menemukan karya dan mimpi.
Selain pemutaran film outdoor, Mawatu Labuan Bajo juga menghadirkan bazar UMKM serta penampilan seni tari dan musik dari komunitas dan talent lokal. Format festival ini dirancang agar film tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga medium edukasi, ruang berkumpul, dan penguatan ekonomi kreatif di tingkat daerah.
Dalam pernyataan resminya, Deputi Bidang Kreativitas Media, Kemenekraf Agustini Rahayu, menegaskan pentingnya inisiatif ini sebagai bagian dari pembangunan ekonomi kreatif Indonesia.
“Sinema Rakyat menunjukkan bagaimana ekonomi kreatif dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal. Melalui akses layar yang lebih merata, masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari ekosistem yang mendorong sirkulasi ekonomi kreatif di daerah,” ujarnya.
Senada, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, mengapresiasi kolaborasi lintas pihak yang memungkinkan kegiatan ini berjalan baik dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
“Model kolaborasi seperti ini sangat penting untuk memperluas ruang kreatif dan menciptakan aktivitas berkualitas di destinasi pariwisata. Kehadiran Sinema Rakyat menunjukkan bahwa ekosistem kreatif Labuan Bajo terus tumbuh, dan BPOLBF berkomitmen untuk mendukung ruang-ruang kreatif yang memberi nilai tambah bagi masyarakat dan pelaku industri," ungkapnya.
Antusiasme masyarakat juga terlihat dari tingginya partisipasi pengunjung. Ani, salah satu pengunjung yang hadir pada malam pemutaran film kedua, menuturkan pengalamannya.
“Nonton film di ruang terbuka seperti ini terasa berbeda. Dekat dengan komunitas, suasananya nyaman, dan filmnya punya pesan yang kuat. Semoga kegiatan seperti ini sering diadakan lagi,” katanya.
Ke depan, BPOLBF bersama stakeholder lainnya akan terus memperkuat ruang-ruang kreatif di Labuan Bajo dan mendorong hadirnya program kreatif yang berdampak bagi masyarakat serta pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan.
------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores