Tingkatkan Kualitas Destinasi Pariwisata, KEMENPAR Gelar Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Labuan Bajo

Created at 2025-04-12

 

Labuan Bajo, 12 April 2025 – 

Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Injourney Tourism Development Corporation (ITDC), dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyelenggarakan Aktivasi Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Kawasan Marina Waterfront dan Pantai Pede, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 

“Gerakan Wisata Bersih (GWB)” sendiri merupakan salah satu program strategis Quick Win Kemenpar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas destinasi pariwisata dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) khususnya pada indikator health and hygiene dan environmental sustainability. 

Gerakan Wisata Bersih menjadi aksi nyata dalam mewujudkan destinasi wisata bersih yang berkelanjutan melalui serangkaian kegiatan seperti edukasi dan sosialisasi pengelolaan sampah, peningkatan fasilitas sanitasi, serta pelibatan aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan kawasan wisata. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, industri pariwisata, asosiasi, serta komunitas lokal sebagai mitra strategis untuk memastikan keberlanjutan gerakan ini. 

 

Hadir mewakili Menteri Pariwisata, Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa dalam sambutannya menyampaikan bahwa program Gerakan Wisata Bersih (GWB) adalah salah satu dari lima program prioritas Kementerian Pariwisata. 

“Saya berharap Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang kita gagas hari ini tidak berakhir hari ini saja, tetapi terus kita lanjutkan. Ini menjadi fondasi untuk kita semua jika memiliki komitmen bersama, bahwa salah satu yang mendukung destinasi yang berdaya saing tinggi ditingkat global itu adalah masalah health dan hygiene. Jadi mulai hari ini, bersama-sama kita menjadikan kebersihan sebagai gaya hidup kita sehari-hari,” Kata Ni Luh Puspa. 

'Gerakan Wisata Bersih', Kemenpar turut menginisiasi berbagai kegiatan bermanfaat. Selain kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi kepariwisataan yang berkelanjutan. 

Menurut Ni Luh, untuk  Menciptakan destinasi yang berdaya saing global, membutuhkan masyarakat yang juga harus memiliki kesadaran yang baik tentang pentingnya pariwisata berkelanjutan. Langkah-langkah sederhana yang tampak sepele justru dapat berimbas positif pada kemajuan pariwisata dalam negeri. Salah satu kesadaran masyarakat yang dapat dibangun sehari-hari adalah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sehingga tak berceceran dan merusak lingkungan. 

Pemilihan Labuan Bajo sebagai Lokasi penyelenggaraan program Gerakan Wisata Bersih (GWB) adalah karena mempertimbangkan posisi Labuan Bajo yang sangat strategis sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan Kawasan Pembangunan pada RPJMN 2025-2029. 

“Gerakan wisata bersih kita lakukan 16 titik di Indonesia. Kita ketahui bersama, Labuan Bajo merupakan salah satu kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas dan menjadi lokasi ketiga setelah Pantai Parangtritis Yogyakarta dan Kota Tua Jakarta. Aktivasi Program Gerakan Wisata Bersih ini juga tidak hanya akan berhenti di sini, tetapi akan berlanjut dengan proses pendampingan, evaluasi, dan monitoring,” Kata Ni Luh Puspa. 

Pada kesempatan yang sama, Bupati Manggarai Barat, Edistadius Endi menyambut baik aktivasi Program Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo yang digagas oleh Kementrian Pariwisata. Menurutnya untuk mewujudkan pariwisata Labuan Bajo yang berkualitas dan berkelanjutan butuh kolaborasi semua pihak. 

“Hari ini kita memulai dengan sebuah budaya baru yaitu mewujudkan Labuan Bajo Bersih, tentu kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata beserta seluruh stakeholder atas partisipasi dan kolaborasi dalam kegiatan ini. Kita ingin mewujudkan pariwisata berkelanjutan, sehingga lingkungan harus kita jaga,” Kata Edistasius. 

Bupati Edi juga mengajak semua pihak di industri pariwisata Labuan Bajo untuk mulai, mengurangi penggunaan kemasan plastik di seluruh tempat wisata, termasuk hotel, kapal, dan restoran di Labuan Bajo. Sebagai gantinya, pengunjung dan pengelola bisnis pariwisata diminta untuk mulai membiasakan penggunaan tumbler sebagai alternatif yang ramah lingkungan. 

Sebagai penutup, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh menyampaikan Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo bukan sekadar kampanye lingkungan, tetapi merupakan komitmen nyata untuk menjaga keberlanjutan pariwisata dan kelestarian alam Flores. Sebagai destinasi pariwisata super prioritas, Labuan Bajo harus menjadi contoh dalam penerapan pariwisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

“Kami mendorong seluruh pelaku usaha pariwisata, wisatawan, serta masyarakat lokal untuk aktif berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan beralih ke solusi yang lebih berkelanjutan seperti penggunaan tumbler. Langkah kecil ini akan berdampak besar bagi kelestarian lingkungan dan masa depan pariwisata di wilayah ini. Bersama, kita wujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia yang bersih, indah, dan Lestari,” Ujar Frans.

Gerakan Wisata Bersih (GWB) sukses diselenggarakan di dua lokasi utama di Labuan Bajo, yaitu Waterfront City dan Pantai Pede. Di Waterfront City, kegiatan diikuti oleh sebanyak 741 peserta dan berhasil mengumpulkan 827 kg sampah campur. Sementara itu, aksi serupa di Pantai Pede melibatkan 1.165 peserta dan menghasilkan 253,6 kg sampah campur. Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil mengumpulkan total 1.080,6 kg sampah dari kedua lokasi.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat; Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dan Yulianus Weng; Direktur Utama Injourney Tourism Development Corporation (ITDC), Ari Respati; Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto; Perwakilan Asosiasi, PHRI, Astindo, ASITA, ASKAWI; Perwakilan Komunitas Penggiat Sampah di Labuan Bajo; Organisasi Kemasyarakatan, Agama (keuskupan, organisasi pemuda, NU, dan juga muhamadiyah); dan para pelajar setingkat SD hingga SMA. 

Hadir mendampingi Wamenpar Ni Luh Puspa, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenpar, Fadjar Hutomo; Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi sekaligus Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh; Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Sadar Wisata, Danesta F Nugroho. 

 

-------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Sinergi untuk Pelestarian: BPOLBF dan BPTNK PS Gali Potensi dan Tantangan Dusun Kerora

  Labuan Bajo, 16 April 2025-  Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Badan Peduli Taman Nasional Komodo dan Perairan Sekitarnya (BPTNK P...

thumbnail

Tingkatkan Kualitas Destinasi Pariwisata, KEMENPAR Gelar Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Labuan Bajo

  Labuan Bajo, 12 April 2025 –  Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Injourney Tourism Development Corporat...

thumbnail

Harmoni Jazz dan Alam Timur: Suksesnya International Golo Mori Jazz 2025 di Labuan Bajo

  Labuan Bajo, 12 April 2025-  Internasional Golo Mori Jazz 2025 (IGMJ) sukses diselenggarakan pada Sabtu, (12/04/2025) di kawasan Injourney Tourism Developme...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami