Labuan Bajo, 15 Januari 2025-
Waerebo merupakan desa adat tradisional yang terletak di tengah pegunungan di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan ketinggian 1.200 mdpl (meter diatas permukaan laut). Selain pesona alamnya, Desa Waerebo yang juga juluki 'Desa di atas awan" ini menawarkan pengalaman wisata budaya yang unik dan mendalam. Banyaknya pengunjung yang datang ke Waerebo untuk menikmati keindahan alam dan budaya yang membuat semua pihak terkait seperti pemerintah daerah, masyarakat setempat, serta berbagai pihak dari berbagai sektor khususnya sektor pariwisata secara bersama-sama berkolaborasi aktif menciptakan destinasi wisata yang ramah dan aman bagi pengunjung.
Frans Teguh, Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF), mengajak wisatawan untuk berkunjung ke Desa Waerebo sambil tetap mengikuti protokol atau arahan dari pihak yang berwenang demi memastikan keamanan, kenyamanan, dan kelestarian alam serta budaya setempat.
“Waerebo ini merupakan salah satu ikon desa tradisional yang berkelanjutan di Pulau Flores selain desa tradisional lainnya seperti Kampung Bena di Ngada dan Kampung Kawa di Nagekeo. Sebagai salah satu desa wisata unggulan daerah, komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat juga terus didorong untuk memastikan rasa aman dan nyaman saat berkunjung selama wisatawan dan pengunjung mematuhi dan mengindahkan imbauan maupun petunjuk saat berwisata". Jelas Frans.
Pesona alam dan budaya Desa Waerebo, serta komitemen pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung saat berwisata, menjadikan Waerebo aman dan pilihan ideal untuk dikunjungi bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik. Infrastruktur terus diperbaiki, dengan akses yang lebih mudah dan aman, serta akomodasi rumah penginapan tradisional Desa Waereb yang masih orisinal dengan berbagai aktivitas kearifan lokal setempat.
Obhy Dermawan, salah satu anggota marketing dan media Pokdarwis Desa Waerebo, menyampaikan beberapa hal yang wajib dipatuhi pengunjung untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan selama berkunjung ke Waerebo, khususnya pada musim hujan seperti sekarang ini.
"Ada beberapa imbauan untuk para pengunjung Desa Waerebo di musim hujan, seperti pertama, jangan memaksakan diri untuk melakukan trekking di musim hujan karena jalur trekking menuju Desa Waerebo rawan longsor dan pohon tumbang. Kedua, lakukan trekking di pagi hari sesuai dengan jam trekking yang dianjurkan, yaitu antara pukul 6 pagi hingga 4 sore. Dan jika tidak memungkinkan untuk kembali, sebaiknya menginap di Desa Waerebo dan jangan memaksakan trekking di sore hari. Ketiga, jangan melakukan perjalanan malam hari karena batas waktu trekking adalah pukul 4 sore. Selain itu, pengunjung juga diwajibkan untuk menggunakan pemandu lokal selama trekking agar dapat memastikan keamanan dan kenyamanan selama melakukan trekking menuju Desa Waerebo". Jelas Obhy
Waerebo menawarkan pengalaman yang berbeda dari destinasi wisata lainnya. Hamparan kebun kopinya menjadi salah satu daya tarik yang seringkali memberi pengalaman tak terlupakan bagi para wisatawan yang ingin merasakan aktivitas memetik dan mengenali biji yang menghasilkan minuman populer dunia tersebut. Selain itu aktivitas para warga sehari-hari seperti menenun, menjemur dan menyangrai, serta menumbuk biji kopi memberi pengalaman menarik. Dan malam hari merupakan malam yang biasanya paling ditunggu. Pada puncak kemarau di bulan Juni hingga Oktober, memandangi langit adalah aktivitas yang sangat menarik karena pada musim inilah langit Waerebo dipenuhi cahaya dan wisatawan dapat menikmati milky way atau bima sakti yang merupakan sekumpulan bintang, debu, dan gas yang bertaburan di langit.
Sebagai informasi, aktivitas wisata di Desa Waerebo saat pertanggal 18 Januari 2025 ditutup karena kondisi cuaca ekstrim sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Untuk informasi lebih lanjut, wisatawan dapat memantau akun media sosial (instagram) Desa Waerebo di: @waerebo.official
-------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores