Floratama Academy 2025: Dorong Inovasi Wirausaha Pangan untuk Penguatan Ekonomi Pariwisata Floratama

Created at 2025-11-19

Labuan Bajo, 19 November 2025 — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Workshop dan Mentoring Floratama Academy 2025 secara daring pada Rabu - Jumat (19-21/11/2025) dan diikuti oleh 14 peserta terpilih. Pelaksanaan Floratama Academy tahun ini lahir dari kondisi lapangan yang memperlihatkan bahwa wilayah Floratama membutuhkan inovasi-inovasi baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata. Tantangan dalam mengakses modal, minimnya akses pasar, serta kemampuan manajemen yang belum merata menyebabkan banyak pelaku usaha wisata belum berkembang secara optimal. Karena itu, peningkatan kapasitas SDM dan kesejahteraan pelaku UMKM menjadi prioritas penting sebagai fondasi membangun sektor pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing. 

Pariwisata Labuan Bajo yang terus tumbuh, tidak hanya memberikan efek berganda pada sektor jasa dan akomodasi, tetapi juga menghadirkan lonjakan permintaan pada sektor pendukung, terutama pasokan pangan. Inilah yang menjadikan fokus Floratama Academy tahun ini tertuju pada pelaku usaha pangan. Mereka diposisikan sebagai penggerak rantai pasok yang harus mampu menyuplai kebutuhan pariwisata sekaligus meningkatkan nilai ekonomi di tingkat lokal. 

Selama workshop, para peserta mendapatkan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha masing-masing dan didampingi oleh mentor profesional. Pola pendampingan dilakukan melalui diskusi privat, berbagi pengalaman, serta konsultasi mendalam mengenai penerapan pembelajaran langsung pada realitas bisnis peserta. Pendekatan ini memastikan bahwa teori tidak berhenti sebagai pengetahuan, melainkan menjadi strategi nyata yang dapat diimplementasikan untuk mendorong pertumbuhan usaha. 

Dalam sesi workshop di hari pertama ini (19/11/2025), BPOLBF menghadirkan dua narasumber kompeten di bidangnya yakni Yuvensius Darung, praktisi hospitality sekaligus Ketua Bidang Hotel BPC PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Manggarai Barat, serta Thoriq Tifana Maulidan, CFO Manari Living Al-Ittifaq Bandung, sebuah koperasi pesantren yang sukses mengembangkan agribisnis dan agroeduwisata berbasis komunitas. Keduanya memberikan wawasan tentang bagaimana menciptakan dan memperkuat pasar, membangun rantai produksi dan distribusi yang solid, serta menyusun strategi pemasaran yang efektif dan relevan dengan perkembangan pariwisata wilayah Floratama. 

Dalam sesinya, Yuvensius Darung menegaskan pentingnya langkah awal pengenalan produk awal sebelum berfokus pada inovasi dan pemasaran. 

“Kenalkan dulu produk Anda, maka inovasi dan pasar akan mengikuti. PHRI akan dengan senang hati membantu memperkenalkan para peserta dengan konsumen, dalam hal ini hotel-hotel yang ada di Labuan Bajo,” ujar Yuvensius. Dukungan asosiasi industri seperti PHRI menjadi pintu penting dalam memperluas akses pasar pelaku usaha pangan lokal. 

Sementara itu, Thoriq Tifana Maulidan dari Manari Living Al-Ittifaq menambahkan perspektif yang lebih filosofis sekaligus aplikatif terkait pengembangan usaha berbasis komunitas. Ia menyampaikan bahwa Ittifaq memegang prinsip kuat bahwa tanah harus produktif. 

"Jangan ada sejengkal tanah yang tidur, jangan ada sedikit waktu yang terbuang, dan jangan ada sehelai sampah yang berantakan. Prinsip ini menggambarkan cara pandang bahwa setiap sumber daya, baik itu tanah, waktu, tenaga, dan bahkan limbah, memiliki nilai dan harus dimaksimalkan. Tanah harus produktif, waktu harus dimanfaatkan untuk menciptakan nilai, dan sampah pun harus kembali menjadi manfaat melalui pengolahan, inovasi, atau daur ulang." ujajrnya. 

Bagi Ittifaq, kemajuan ekonomi bukan semata soal keuntungan, tetapi tentang bagaimana kampung, lahan, dan masyarakat dapat bergerak bersama dengan disiplin, efisiensi, dan keberlanjutan. Dalam konteks Floratama, filosofi ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha untuk mengoptimalkan apa yang telah mereka miliki, mulai dari bahan baku lokal, waktu produksi, tenaga kerja keluarga, hingga limbah organik agar menjadi kekuatan yang menopang usaha mereka sendiri. 

Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan bahwa pihaknya ingin memastikan pelaku usaha tidak hanya mendapatkan pelatihan, tetapi juga jembatan menuju akses pasar dan kolaborasi nyata. 

“Floratama Academy bukan hanya ruang pelatihan, tetapi jembatan yang menghubungkan pelaku usaha dengan pengetahuan, pendampingan, dan jejaring industri. Kami ingin memastikan bahwa para pelaku UMKM tidak berjalan sendiri, tetapi tumbuh bersama dalam ekosistem pariwisata yang sehat dan kompetitif,” ujarnya. 

Setelah workshop, peserta akan memasuki tahapan pendampingan lanjutan untuk mengimplementasikan materi dalam usaha mereka. BPOLBF akan terus mengawal proses ini agar pelaku usaha lokal tidak hanya bertumbuh, tetapi dapat mengambil posisi strategis dalam rantai pasok pariwisata Labuan Bajo dan Flores. 

 

------

Sisilia Lenita Jemana

Kepala Divisi Komunikasi Publik

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores

thumbnail

Floratama Academy 2025: Dorong Inovasi Wirausaha Pangan untuk Penguatan Ekonomi Pariwisata Floratama

Labuan Bajo, 19 November 2025 — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Workshop dan Mentoring Floratama Academy 2025 secara da...

thumbnail

Floratama Academy 5.0 Umumkan 14 Peserta Terpilih Lolos Kurasi Tahap Workshop & Mentoring 2025

Labuan Bajo, 18 November 2025 — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melalui program Floratama Academy 5.0 resmi mengumumkan 14 peserta yang berhasil...

thumbnail

Sinema Rakyat 2025; Layar Alternatif dan Ruang Kreatif Komunitas di Kawasan Mawatu Labuan Bajo

Labuan Bajo, 17 November 2025- Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif melalui Direktorat Film, Animasi, dan Video, Deputi Bidang Kreativitas Media, bersama Maw...

Ada pertanyaan ?

Lihat FAQ ? atau Hubungi Kami