Labuan Bajo, 25 November 2025 - Dalam upaya mengoptimalkan potensi produk kelautan, inovasi pengemasan, digital marketing, serta teknik penyusunan paket wisata di Labuan Bajo, Politeknik Pariwisata Lombok berkolaborasi dengan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat menyelenggarakan Pelatihan Digital Marketing, Penyusunan Paket Wisata, serta Pengolahan dan Pengemasan Produk Berbahan Dasar Laut dan Pangan Lokal. Kegiatan ini berlangsung pada Senin–Selasa, 24–25 November 2025, bertempat di Aula Gereja Merombok, Desa Golo Bilas, Manggarai Barat.

Hadir mewakili Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Chrispin Mesima dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan Edukarsa merupakan bentuk bimbingan teknis yang sangat strategis dalam meningkatkan kompetensi SDM desa wisata agar mampu membangun ekosistem pariwisata yang kuat dan berkelanjutan.
“Pemerintah daerah menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas dalam RPJP 2025–2030, salah satunya melalui program FASMADewi (Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata). Program ini melibatkan fasilitator desa wisata selama 10 bulan dengan 9–10 sesi pelatihan setiap periode. Hingga 2025, sudah enam desa memperoleh pendampingan intensif melalui program tersebut,” Ungkap Chrispin.
Dalam sesi paparannya, ia menyampaikan bahwa saat ini terdapat 94 desa wisata dari total 169 desa di Manggarai Barat, serta 31 calon desa wisata yang sedang dalam proses penetapan. Jumlah tersebut berpotensi terus bertambah, dengan proyeksi penambahan sekitar lima desa wisata baru dalam waktu dekat.
Chrispin juga menyampaikan harapannya agar Poltekpar Lombok dapat menjadikan Labuan Bajo sebagai laboratorium pengabdian masyarakat melalui program penguatan kapasitas dan pendampingan berkelanjutan bagi komunitas desa wisata. Kepada para peserta, ia berpesan agar memanfaatkan pelatihan ini seoptimal mungkin demi kemajuan dan kemandirian desa wisata masing-masing.
Direktur Politeknik Pariwisata Lombok, Ali Muhtasom, secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Ia menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari rangkaian pembinaan yang berkesinambungan dan tidak berhenti pada satu kali pelaksanaan.
Ali Muhtasom menyatakan bahwa Poltekpar Lombok menerapkan pendekatan Community Based Tourism (CBT), yang menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata desa. Ia menegaskan bahwa materi pelatihan dirancang untuk membekali peserta dalam mengidentifikasi potensi lokal, memahami tantangan, dan merumuskan solusi yang tepat guna memperkuat pengembangan desa wisata.
Ia juga menambahkan bahwa Poltekpar Lombok akan melakukan evaluasi terhadap desa atau peserta yang menunjukkan komitmen dan progres berkelanjutan, yang selanjutnya akan menjadi dasar penentuan pendampingan pada tahap berikutnya.
Selanjutnya, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk memperkuat kapasitas masyarakat desa wisata dalam menghadapi tuntutan pariwisata yang terus berkembang. Ia menegaskan bahwa peningkatan kemampuan dalam digital marketing, inovasi pengemasan, serta pengolahan produk berbahan dasar laut akan menjadi fondasi penting bagi desa wisata di Labuan Bajo untuk meningkatkan kualitas layanan dan daya saing produk lokal.
“BPOLBF berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi multipihak dan menghadirkan program yang benar-benar berdampak bagi masyarakat. Keberhasilan pariwisata Labuan Bajo tidak hanya ditentukan oleh keindahan alamnya, tetapi juga oleh kesiapan SDM lokal dalam mengelola potensi yang dimiliki secara profesional, kreatif, dan berkelanjutan,” Ujar Marhen.
Marhen menambahkan sinergi lintas lembaga juga diharapkan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas destinasi dan pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi unggulan Indonesia.
“Melalui pelatihan yang komprehensif ini diharapkan peserta mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh untuk menciptakan desa wisata yang mandiri, inovatif, dan berdaya saing,” Tambah Marhen.
Pelatihan diikuti oleh pelaku usaha, pengelola desa wisata, UMKM, dan komunitas masyarakat dari lima desa wisata: Golo Bilas, Batu Cermin, Gorontalo, Tanjung Boleng, dan Pasir Panjang dan meliputi unsur pemerintah daerah, BPOLBF, Poltekpar Lombok, para narasumber, serta perwakilan desa wisata.
———
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores