Labuan Bajo, 20 Desember 2024 - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melaksanakan kegiatan Green Action dengan menanam sebanyak 230 pohon di kawasan Parapuar, sebagai bagian dari upaya nyata pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya penghijauan untuk masa depan yang berkelanjutan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi hutan melalui program reforestasi di kawasan tersebut. Sebanyak 200 pohon merbau dan 30 pohon mahoni ditanam dalam kegiatan ini, yang merupakan sumbangan langsung dari Pater Marsel Ogot, Imam Katolik yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan di Labuan Bajo. Penanaman pohon ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi keberlanjutan ekosistem di kawasan Parapuar dan sekitarnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, (20/12 2024) sore di kawasan Parapuar, Wae Nahi, Kelurahan Wae Kelambu, Labuan Bajo.
Parapuar merupakan kawasan pariwisata terpadu yang sedang dikembangkan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) yang dibentuk sesuai landasan yuridis Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018. Tepat pada tanggal 12 September 2023, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) telah mengeluarkan Sertifikat HPL untuk total luasan lahan 129,60 Ha yakni Zona 1 kepada BPOLBF yang merupakan kawasan rencana pengembangan Parapuar. Dari Total lahan HPL ini, hanya 20,05% dari seluruh kawasan yang akan dimanfaatkan pada zona ini.
Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF menyampaikan akan berkomitmen untuk merevitalisasi hutan produksi dengan menambah keragaman tanaman lokal, melestarikan spesies langka, dan menciptakan hubungan harmonis antara manusia dan alam sebagai bagian dari ekosistem..
"Melalui penanaman pohon hari ini kita ingin mengembalikan suasana hutan, dan caranya adalah dengan menambah variasi tanaman atau jenis pohon yang memiliki karakteristik lokal. Saya tekankan, dengan menambah variasi vegetasi, kita juga akan memperkenalkan beberapa tanaman yang sudah sedikit langka dan akan kita adopsi bersama teman-teman. Sekali lagi, ini adalah bagian dari Green Action, di mana tujuan kita adalah untuk meregenerasi hutan kita. Pesan penting yang ingin kami sampaikan adalah bahwa kami tidak ingin merusak hutan, tetapi justru ingin mengembalikannya dan menjadikannya bersahabat dengan kita. Konsep ini diharapkan dapat menjadi bagian dari ekosistem yang lebih besar" ucap Frans
Lebih lanjut Frans menjelaskan bentuk penanaman pohon ini penting untuk ekosistem dengan melibatkan masyarakat dalam upaya mengurangi perubahan iklim, menjaga lingkungan, serta mengatasi dampak buruk bencana alam di Manggarai Barat.
"Kami ingin menanam pohon karena pohon ini penting untuk ekosistem, terutama terkait dengan lahan yang harus kita jaga dan kawal, juga merupakan bagian dari kawasan BPOLBF. Namun, kami tidak ingin kegiatan-kegiatan penataan kawasan ini merusak lingkungan. Saya kira, bersama seluruh masyarakat dan pihak terkait, kami menanam pohon sebagai bagian dari gerakan perubahan iklim. Kita tahu bahwa di Manggarai banyak sekali fenomena seperti banjir dan cuaca buruk lainnya. Mudah-mudahan ini menjadi bukti bahwa kita semua dapat melakukan sesuatu untuk merawat dan menjaga bumi bersama-sama" jelas Frans
Penanaman pohon ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, di mana lebih banyak pohon akan ditanam di area lain di sekitar kawasan Parapuar. Selain itu, masyarakat juga diajak untuk menjaga dan merawat pohon-pohon yang telah ditanam agar manfaat jangka panjang dapat dirasakan bersama.
Sementara itu, Pater Marsel Ogot, Imam Katolik sekaligus aktivis lingkungan di Labuan Bajo, yang turut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman pohon tersebut, berharap, BPOBLF dapat menjadi contoh yang memberi motivasi dalam menarik perhatian investor untuk mewujudkan pembangunan Manggarai Barat yang berkelanjutan.
"Kita harapkan BPOBLF bisa menjadi contoh atau teladan, sehingga kita lebih berani lagi untuk menyampaikan kepada investor-investor yang ingin menanamkan modalnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Dalam hal itu sehingga diperlukan dan dibutuhkan keteladanan karena kalau hanya berbicara, itu sulit, maka dengan itu kita harus memberikan contoh yang baik seperti hari ini secara bersama-sama berpartisipasi menamam pohon sebagai bentuk kepedulian kita terhadap alam. Saya kira, setelah itu, tidak sulit mengajak pihak-pihak lain untuk bekerja sama dalam membangun Manggarai Barat yang ramah lingkungan" ungkap Pater Marsel
Parapuar sebagai destinasi baru yang dikembangkan di Labuan Bajo Flores, mengusung konsep pengembangan terpadu, holistik, dan berkelanjutan dengan pendekatan Harmoni dengan Alam 3ECNC (Etno, Eco, Edu, Culture & Nature Conservation) dan pendekatan holistik lokal yakni Gendang One Lingko Peang. Pembangunan destinasi ini mengutamakan dimensi 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas), serta melibatkan masyarakat, citra, dan pengelolaan pariwisata yang berlandaskan pada keseimbangan ekologi, budaya, dan sosial. Atraksi di Parapuar, baik alam, sosial, budaya, maupun atraksi buatan, akan mengutamakan prinsip tersebut, sementara amenitas yang menyatu dengan alam diharapkan menjadi daya tarik unik bagi wisatawan. Dengan pengembangan kawasan Parapuar dilakukan dengan skema investasi hijau (green investment), dengan total pemanfaatan kawasan sebesar 20% dan 80%.
Gerakan penanaman pohon di Parapuar akan dilakukan bertahap dan berkelanjutan untuk memastikan regenerasi hutan, menjaga alam, dan menghasilkan udara bersih. Kegiatan ini diikuti seluruh oleh Jajaran Direksi dan staf BPOLBF serta Masyarakat Wae Nahi, khususnya Komunitas Basis Gerejawi (KBG) Santa Alodia.
-------
Sisilia Lenita Jemana
Kepala Divisi Komunikasi Publik
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores